Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dikirim ke China untuk Hindari Kebakaran Hutan Australia, Balita 18 Bulan Kini Terancam Virus Corona

Seorang balita berusia 18 bulan asal Australia terisolasi di China di tengah ancaman Virus Corona atau Covid-19.

Penulis: Daryono
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Dikirim ke China untuk Hindari Kebakaran Hutan Australia, Balita 18 Bulan Kini Terancam Virus Corona
9News via Dailymail
Yi Zhao dan suaminya 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang balita berusia 18 bulan terisolasi di China di tengah ancaman Virus Corona atau Covid-19. 

Gadis kecil itu dikirim ke China oleh orangtuanya dengan maksud agar terhindar dari kebakaran hutan di Australia. 

Chloe Luo, nama gadis kecil itu, diterbangkan orangtuanya dari Canberra pada Januari lalu.

Orangtuanya menerbangkan Chloe ke China untuk tinggal bersama kerabatnya di sana.

Gadis kecil itu dikirim ke China agar tinggal bersama neneknya di Suizhou, kota yang berjarak tiga jam perjalanan dari Kota Wuhan, pusat penyebaran virus Corona.

Yi Zhao dan suaminya
Yi Zhao dan suaminya (9News via Dailymail)

Gadis itu dikirim saat Australia tengah diselimuti asap tebal akibat kebakaran hutan.

"Aku mengirimnya sendirian, kembali ke negaraku. Saya hanya merasa itu hal yang baik untuk keluar dari lingkungan yang buruk ini," kata ibu Chloe, Yi Zhao kepada 9News sebagaimana dikutip dari dailymail, Kamis (13/2/2020).

Baca: Demam Tinggi, Pria Asal Kediri Diduga Kena Virus Corona Setelah Pulang dari Korea Selatan

Berita Rekomendasi

Saat ini, Chloe berada di antara ratusan warga Australia yang tidak bisa kembali ke Australia setelah pemerintah menerapkan larangan penerbangan.

Yi Zhao dan suaminya, Yufei Luo mengatakan mereka kini merasa bersalah karena mengirim putrinya ke China. 

"Aku hanya ingin memeluk atau menciumnya," kata Yi Zhao sambil menangis. 

Chloe
Chloe (9news via dailymail)

Yi Zhao dan Yufei Luo kini meminta kepada Pemerintah Australia untuk membawa pulang Chloe. 

Hal ini lantaran keduanya tidak bisa membawa pulang Chloe karena larangan penerbangan yang diterapkan. 

Sejauh ini, sudah terdapat lebih dari 300 warga Australia yang telah dievakuasi dari Kota Wuhan melalui pesawat. 

Namun, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyatakan pada Rabu kemarin, pemerintah Australia mempertimbangkan untuk tidak lagi melakukan upaya evakuasi. 

Menurut Marise Payne, Chloe juga tidak termasuk warga Australia yang mendapat prioritas evakuasi. 

"Upaya kami adalah mencoba menjaga seluruh keluarga kami sepanjang memungkinkan. Apa yang dapat kami lakukan adalah membantu orang-orang Australia untuk meninggalkan Wuhan yang diizinkan berangkat oleh otoritas perjalanan Tiongkok, " katanya dalam konferensi pers.

"Itu tidak termasuk anggota keluarga anak-anak Australia yang merupakan warga negara Cina dan yang bukan penduduk tetap Australia."

Payne menyarankan hal terbaik bagi Chloe adalah tetap dirawat keluarganya di China, sampai aman baginya untuk pulang.

Baca: Rutin Lakukan Hal Ini Bisa Cegah Penularan Virus Corona

Awal pekan ini, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt memperingatkan larangan perjalanan kemungkinan akan diperpanjang karena jumlah kematian akibat virus Corona di seluruh dunia melampaui 1.000 orang lebih. 

“Kami berharap ini akan terus berlanjut. Kami tidak merencanakan batas waktu (larangan perjalanan), "kata menteri itu kepada The Australian.

Hunt menambahkan pemerintah bertindak sesuai dengan rekomendasi otoritas medis dalam menerapkan larangan perjalanan. 

"Pada akhirnya, tugas kita, tanggung jawab kita, adalah memberikan perlindungan dan keamanan kesehatan nasional untuk rakyat Australia," katanya.

"Itu adalah keputusan yang sulit tetapi dibuat berdasarkan saran medis dan kami akan menerapkan saran medis tersebut."

Australia saat ini memiliki 15 kasus virus Corona yang dikonfirmasi.

Sementara empat warga Australia termasuk dalam 65 kasus  Virus Corona yang baru dikonfirmasi di atas kapal pesiar Berlian Princess yang dikarantina yang berlabuh di Yokohama di Jepang.

Pemerintah federal juga mengakui larangan itu telah merugikan industri pariwisata, yang kehilangan sekitar $ 1 miliar dalam seminggu.

(Tribunnews.com/Daryono)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas