Kapal Pesiar Diamond Princess Punya Tingkat Infeksi Virus Corona Tertinggi di Dunia
Fakta ini menjadikan kapal pesiar yang memiliki tinggi 958 kaki ini, menjadi lokasi dengan tingkat infeksi virus corona tertinggi di dunia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah pasien yang terinfeksi virus corona atau COVID-19 di atas kapal pesiar Diamond Princess terus meningkat.
Hal ini membuat kapal pesiar tersebut menjadi lokasi penyebaran virus terbesar di luar China.
Kapal pesiar megah ini diketahui telah berlabuh di Yokohama, Jepang.
Baru-baru ini, ada 44 suspect yang teridentifikasi pada Kamis (13/2/2020).
Sehingga, kini total seluruh korban yang sudah terpapar virus ini sebanyak 218 jiwa.
Dikutip dari Time.com, angka ini dinilai menjadi penyumbang lebih dari sepertiga dari semua kasus virus corona yang ada di luar daratan China.
Hampir 6 persen dari 3.711 penumpang dan kru kapal sekarang terinfeksi.
Fakta ini menjadikan kapal pesiar yang memiliki tinggi 958 kaki ini, menjadi lokasi dengan tingkat infeksi virus corona tertinggi di dunia.
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China dimana COVID-19 bermula saja, diyakini hanya memiliki tingkat infeksi sebesar 0.3 persen.
Wuhan sendiri memiliki sekitar 33.000 korban virus corona, dengan 11 juta populasi.
Pakar kesehatan mengatakan, Diamond Princess memiliki risiko penyebaran sangat besar lantaran ruangnya terbatas.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, lingkungan yang terkotak-kotak seperti pada kapal pesiar ini justru memfasilitasi penyebaran virus.
Bahkan, virus mematikan ini bisa dengan mudah tersebar melalui tetesan air atau permukaan benda yang sudah terkontaminasi.
Baca: BREAKING NEWS: Pasien Terinfeksi Virus Corona di Kapal Diamond Princess Jepang Bertambah 44 Orang
Baca: Bocah 10 Tahun dari Australia di Kapal Diamond Princess Jepang Terinfeksi Virus Corona
Menurut Pakar Penyakit Influenza Universitas Hong Kong, Hui-ling Yen, penyebaran virus melalui kapal pesiar justru lebih mudah.
Apalagi, para penumpang ini sudah lama di dalam kapal bahkan jauh sebelum ada indikasi virus corona.
Bepergian dengan transportasi air seperti ini, lebih beresiko tinggi dibanding dengan menggunakan pesawat atau kereta api.
"Jika di dalam pesawat ada seorang suspect, bisa jadi hanya satu orang yang tertular."
"Anda masih memiliki kesempatan menghindarinya karena ada durasi penerbangan."
"Sedangkan, di kapal pesiar satu orang bisa menginfeksi orang lain, lalu dia menginfeksi lainnya lagi seperti itu terus," jelasnya.
"Anda bisa mengalami penularan bertahap," tambahnya.
Beberapa hari ini terlihat peningkatan eksponensial pada proses karantina ini.
"Beberapa hari ini seharusnya menjadi puncaknya."
"Banyak literatur tentang virus mengatakan, rata-rata masa inkubasi adalah sekitar 5 hari."
"Jika karantina ini berfungsi, harusnya kita melihat penurunan," beber Yen.
Menurut Japan Times, 29 dari 44 orang yang terinfeksi virus corona berasal dari Jepang.
Sementara, 15 orang lainnya berasal dari negara-negara di luar Jepang.
Satu awak kapal diketahui terinfeksi juga.
Mayoritas korban yang baru dikonfirmasi ini adalah lansia.
Baca: Warga Jepang di Kapal Pesiar Diamond Princess Bentuk Kelompok Korban Virus Corona
Baca: Penumpang Kapal Pesiar Jepang Diamond Princess Usia 80 Tahun Atau Lebih Boleh Pulang
Karantina di atas kapal Diamond Princess ini sudah setengah jalan berlangsung.
Seperti diberitakan sebelumnya, karantina dimulai pada Rabu (5/2/2020), saat ada satu penumpang dari Hong Kong dinyatakan positif terpapar COVID-19.
Karantina ini berlangsung selama 14 hari, jadi akan berakhir pada Rabu (19/2/2020).
Sampai saat ini, penumpang di dalam kapal beraktivitas dengan segala keterbatasan yang ada.
Mereka hanya diberi ruang pada kabin-kabin kamarnya.
Aktivitas yang berarti hanyalah, saat kru kapal mengantarkan makanan tiga kali sehari.
Sejak akhir pekan ini, mereka mulai diizinkan keluar ke geladak terbuka.
Kendati demikian, mereka diberi waktu masing-masing maksimal sekitar satu jam untuk sekedar menghirup udara bebas.
Itu pun, mereka harus selalu menggunakan masker, dan berdiri dengan jarak sekitar 2 meter antara satu orang dengan lainnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)