TKI Ini Bercerita Masker dari Indonesia Paling Dicari Warga Hong Kong Agar Tak Terpapar Virus Corona
masker dari Indonesia tergolong paling diburu oleh warga Hong Kong karena termasuk negara yang belum terpapar virus corona.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kontributor Kompas.com di Magetan, Sukoco
TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Sulitnya mendapatkan masker membuat seorang tenaga kerja Indonesia ( TKI) asal Magetan, Jawa Timur, di Hong Kong mengunggah permintaan bantuan melalui media sosial.
Dalam unggahannya pada Jumat (14/02) 15:00 WIB tersebut, Nurul Budiyanti mengaku saat ini TKI di Hong Kong sangat kekurangan masker.
“Di sini saat ini dikarenakan kekurangan stock kita meminta kepada Bupati selaku Pemimpin penata kota kami apa kami salah?” tulisnya.
Baca: Cerita Tragis Dua Pasang Pengantin Baru: Momen Bercinta Berujung Penjara, Ada yang Bersimbah Darah
Baca: Empat Fakta Razia Valentine di Tuban: Sepasang Kakek-Nenek Ikut Terjaring
Dihubungi melalui pesan singkat, Nurul mengisahkan betapa sulitnya mendapatkan masker di Hong Kong.
Seluruh rak masker di pusat perbelanjaan kosong.
Padahal setidaknya satu orang membutuhkan satu masker dalam sehari untuk mencegah terpapar virus corona.
“Empat jam sekali kita harus ganti, minimal sehari sekali (ganti masker). Sebenarnya ini sangat berbahaya pemakaian terlalu lama jika selalu berada dengan orang banyak,” ujarnya, Sabtu (15/2/2020).
Sulitnya mencari masker di pusat perbelanjaan di Hongkong membuat para buruh migran berburu masker sampai ke Indonesia.
Nurul mengatakan, masker dari Indonesia tergolong paling diburu oleh warga Hong Kong karena termasuk negara yang belum terpapar virus corona.
Hanya, langkah tersebut tak semudah yang dibayangkan. Tiba-tiba saja persediaan masker di Indonesia sulit didapat karena sudah diborong.
Baca: Cerita Tragis Dua Pasang Pengantin Baru: Momen Bercinta Berujung Penjara, Ada yang Bersimbah Darah
Baca: Empat Fakta Razia Valentine di Tuban: Sepasang Kakek-Nenek Ikut Terjaring
“Perusahan masker mengaku sudah diborong tanpa bisa memberikan penjelasan siapa yang memborong,” katanya.
Selain sulit didapat, harga masker juga melambung tinggi.
Nurul menyebutkan, satu kotak yang berisi 50 masker yang biasanya dijual Rp 30.000, saat ini melambung sampai Rp 50.000.