IMF Ke Argentina Bahas Utang dan Cara Negara Itu Atasi Tantangan Ekonomi
IMF memang menyoroti komitmen Argentina dalam menyelesaikan tantangan ekonomi yang dihadapi negara tersebut.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BUENOS AIRES - International Monetary Fund (IMF) menilai bahwa utang Argentina tidak berkelanjutan, karena dipicu depresiasi Peso, serta kontraksi Produk Domestik Bruto (PDB) riil dan risiko keuangan lainnya.
Seperti yang disampaikan organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan resmi.
"Staf IMF saat ini menilai utang Argentina tidak berkelanjutan," kata IMF pada Rabu kemarin terkait misinya ke negara itu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (20/2/2020), tim IMF diketahui mengunjungi Buenos Aires, Argentina sejak 12 hingga 19 Februari kemarin.
Di sana, mereka memuji pertemuan yang dilakukan dengan pejabat Argentina sebagai hal yang 'sangat produktif'.
Baca: IMF: Permintaan Minyak Global Diprediksi Mencapai Puncak Tahun 2041
IMF memang menyoroti komitmen Argentina dalam menyelesaikan tantangan ekonomi yang dihadapi negara tersebut.
"Pemerintah Argentina sedang bergerak untuk mengatasi situasi sulit di sektor ekonomi dan sosial yang dihadapi negara tersebut," kata IMF.
"Mereka telah menerapkan serangkaian kebijakan untuk mengatasi peningkatan angka kemiskinan, mereka juga mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan ekonomi," tambah IMF dalam pernyataan resminya.
Pemerintah Argentina dan IMF pun akan melanjutkan kerja sama yang erat.
Dalam konteks pertemuan antar Menteri Keuangan di G20 mendatang, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva akan bertemu dengan Menteri Ekonomi Argentina Martin Guzmán untuk membahas mengenai langkah selanjutnya yang akan diambil dalam keterlibatan IMF di Argentina.
Sebelumnya, pada Juni 2018, IMF telah menyetujui pinjaman siaga sebesar USD 50 miliar ke Argentina.
Kemudian pada tahun yang sama, IMF setuju untuk meningkatkan pinjaman itu menjadi USD 56,3 miliar.
Di bawah pemerintahan mantan Presiden Mauricio Macri, Argentina yang baru-baru ini mengalami krisis ekonomi serta anjloknya nilai mata uang Peso, menerima USD 44 miliar dari pinjaman sebesar USD 56,3 miliar.
Sementara Presiden baru Argentina Alberto Fernandez mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan mengambil sisa pinjaman dan akan meninjau jadwal pembayaran utang tersebut.