VIRAL Quaden Bayles Bocah 9 Tahun di Australia yang Minta Bunuh Diri Diduga Aslinya Berusia 18 Tahun
Sebuah akun media sosial palsu tiba -tiba muncul, diduga untuk meraup keuntungan di tengah keviralan Quaden Bayles, menangis karena di-bully temannya
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah akun media sosial palsu tiba -tiba muncul, diduga untuk meraup keuntungan di tengah keviralan Quaden Bayles, bocah 9 tahun yang menangis karena di-bully teman-temannya.
Beberapa waktu lalu, beredar video bocah laki-laki yang menderita kondisi dwarfisme atau kerdil terlihat sedang menangis histeris.
Di sana, Quaden berkali-kali meminta tali dan pisau untuk bunuh diri.
Dia mengaku tidak kuat, karena terus dirundung teman sekolahnya karena kodisi tubuh yang berbeda.
Peristiwa itu direkam ibunya, Yarraka Bayles dan diunggah ke Facebook pribadinya.
Tak berselang lama, video itu viral dan dibanjiri banyak dukungan dari warganet sampai dengan selebritas.
Bahkan, komedian Brad Williams menggalang dana untuk menerbangkan Quaden ke Disneyland Amerika.
Sampai saat ini, akun GoFundMe itu sudah mengumpulkan lebih dari 400.000 dolar.
Bahkan aktor Hugh Jackman, Piers Morgan, dan bintang rugby Australia Jonathan Thurston turut mengirimi pesan-pesan motivasi untuk Quaden.
Dikutip dari Daily Mail, pada Sabtu (21/2/2020), Quaden memposting tangkapan layar akun Twitter yang mengatasnamakan dirinya.
"Perhatian!! Akun palsu! Tolong segera dilaporkan!" tulis Quaden di akun Intagramnya @quadosss.
Dia mengklaim akun Twitter itu tengah memanfatkan keviralan dirinya.
Akun itu juga me-retweet,sebuah postingan yang mengatakan bahwa Quaden sebenarnya adalah pemuda berusia 18 tahun.
Bukan seorang siswa sekolah dasar berusia 9 tahun.
Akun Twitter yang mengatasnamakan Quaden itu, juga mendesak pengikutnya untuk menyumbang di GoFundMe.
Tidak tanggung-tanggung, akun itu turut menyertakan link penggalangan dana tersebut.
Akibat isu yang beredar ini, membuat netizen berdebat tentang usia sebenarnya Quaden.
Baca: Viral Video Anak Nangis karena Di-bully di Sekolah hingga Trauma dan Ingin Akhiri Hidup
Baca: Viral Video Bocah 9 Tahun Menangis Minta Dibunuh karena Di-bully, Ibunya Terisak: Kami Sudah Muak
Bahkan, seorang wanita memposting foto Quaden, di pesta ulang tahun ke 18-nya, sebut wanita itu.
Dia juga mengatakan bahwa Quaden sebenarnya sudah dewasa.
Namun, postingan itu telah dikonfirmasi adalah pesta ulang tahun orang lain dan Quaden hanya sebagai tamu.
Ibu Quaden, Yarraka memasang foto Quaden saat masih bayi pada 2012, di foto profil Facebooknya.
Yarraka juga membantah klaim beberapa netizen yang mengatakan, anaknya sudah 18 tahun.
Rumor lainnya, mengatakan Quaden sebenarnya berakting di video yang viral itu.
Kesimpulan ini lantaran ada warganet yang menemukan profil StarNow-nya.
Sementara dunia maya tengah dihebohkan dengan isu Quaden yang berbohong, perhatian dari berbagai pihak terus mengalir ke bocah ini.
Quaden Bayles Menderita Dwarfisme dan Dibully Teman Sekolahnya, Ingin Bunuh Diri
Seorang ibu berbagi video, berisi tangisan pilu anaknya yang ingin bunuh diri karena ia di-bully teman-teman sekolahnya.
Bocah laki-laki bernama Quaden itu masih belia, ia berusia 9 tahun.
Dia mengalami kondisi Dwarfisme, yang menyebabkan fisiknya tidak tumbuh seperti anak pada umumnya.
Sang ibu, Yarraka Bayles merekam tangisan putranya yang bilang ingin mengakhiri hidupnya.
Baca: Viral Video Masker Bekas Didaur Ulang, Ini Fakta Sebenarnya
Baca: VIRAL Lukisan Ashraf Sinclair Bersayap Bak Malaikat Dibuat Anak BCL 6 Bulan Lalu, Inikah Firasat?
Dia mengunggah video di sosial media pribadinya.
Bayles hanya ingin video itu bisa dilihat para orang tua murid yang lain, serta guru-guru anaknya.
Dia ingin membuktikan, betapa besar dampak dari perundungan yang dilakukan teman putranya.
Dilansir dari Metro, pada video itu, Quaden menangis histeris saat dijemput ibunya pulang sekolah.
Air mata tampak memenuhi dua pipinya, seraya dia meminta tali pada Bayles.
Baca: VIRAL Video Pengemasan Masker Solida, Diletakkan di Lantai dan Diinjak, Produsen Beri Penjelasan
Baca: VIRAL Video Ibu Siksa Anak Kandung Diseret hingga Dipukuli, Ingin Goda Mantan Suami yang Nikah Lagi
"Aku ingin mati sekarang, dengan tali."
"Beri aku tali, aku ingin bunuh diri," ujar Quaden.
Dia mengatakan kata-kata mengerikan itu, dengan terus menangis.
Tampak dua bola matanya memerah dan sembab.
"Aku hanya ingin menusuk jantungku."
"Aku ingin seseorang membunuhku," tambahnya.
Pada video itu, Bayles juga menjelaskan kronologi kejadian pilu ini.
Di tengah-tengah suara tangis putranya, Bayles bercerita.
"Saya baru saja menjemput anak saya dari sekolah."
"Saya mendapati adegan perundungan, langsung ku telfon Kepala Sekolah."
"Dan aku ingin semua orang tahu, para orang tua, pendidik, guru, inilah dampak dari bullying," ungkapnya.
Baca: VIRAL Seorang Anak Dapat Bullying di Sekolah, sang Ibu Tulis Curhatan di Facebook: Aku Muak!
Baca: Cerita Fitriyanti Tampar Siswa yang Membully Anaknya, Wali Murid Balas Melapor, Ini Penjelasannya
Bayles mengatakan, dia melihat murid lain memukul kepala Quaden.
Selain itu, mereka juga mengolok-olok tinggi badannya saat dia datang menjemput anaknya.
Bayles mengungkapkan, betapa sakit hati yang dia rasakan melihat putranya sendiri ingin bunuh diri.
Lantaran, diejek oleh orang lain.
"Saya ingin orang-orang tahu, betapa sakitnya kami sebagai keluarga," tambahnya.
"Aku punya putra yang sudah bunuh diri, setelah semua yang terjadi di sekolah maupun di tempat umum."
"Hampir setiap kali kami di tempat umum," jelasnya.
Video pendek ini, telah dibagikan lebih dari 134 ribu kali di media sosial.
Bahkan, mendapat perhatian dari Liga Rugby Nasional Australia.
Para atlet All Stars, mengundang Quaden untuk berjalan mengelilingi lapangan bersama mereka.
Bocah kecil itu, juga menerima pesan dukungan yang indah dari Latrell Mitchell, yang sebelum ini pernah bertemu dengannya.
Mitchell memposting sebuah video di Twitter, untuk menyemangati Quaden.
"Hei Quaden. Kami tahu kamu sedang mengalami masa yang sulit sekarang."
"Tapi anak-anak di sini, kami mendukung kamu. Kami di sini untuk mendukungmu kawan."
Quaden dan ibunya juga dibanjiri pesan-pesan dukungan, di media sosial.
Itu berdatangan baik dari kerabat, maupun orang asing.
Orang-orang meminta Quaden untuk tetap kuat dan terus bersekolah.
Mereka juga menekankan, pentingnya orang tua dan para pendidik mengajarkan betapa mengerikannya dampak bullying.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)