Serangan Pasukan Suriah Tewaskan 21 Warga Sipil di Idlib, 8 Sekolah jadi Sasaran
Lebih dari 20 warga sipil tewas dalam serangan pemerintah Suriah, sekolah dan taman kanak-kanak sengaja menjadi sasaran pesawat tempur dan roket.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 20 warga sipil tewas dalam serangan pemerintah Suriah.
Sekolah dan taman kanak-kanak sengaja menjadi sasaran pesawat tempur dan roket.
Serangan tanpa henti menghujam barat laut Idlib, Suriah yang merupakan wilayah yang masih dikendalikan pejuang oposisi.
Dikutip dari Al Jazeera, menurut pengamat perang yang berbasis di Inggris, Observatory Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM), serangan udara pemerintah menewaskan sediktinya sembilan anak dan tiga guru di kota Idlib pada Selasa (24/2/2020).
Empat orang lainnya, termasuk seorang ibu dan dua anaknya tewas dalam penembakan terhadap kota Binnish, timur laut kota Idlib.
Baca: Tentara yang Didukung Turki Merebut Kembali Kota Utama di Idlib Suriah
Lebih jauh, setidaknya enam anak termasuk di antaranya 10 warga sipil tewas oleh serangan udara Rusia.
Observatorium Suriah melaporkan, pasukan pemerintah merebut kembali 19 kota dan desa selama 48 jam.
Baca: VIDEO Militan NFL Hancurkan Tank Tempur Tentara Suriah di Aleppo Utara
Seruan agar Sekolah Terhindar dari Serangan
Sementara itu, Save the Children pada Selesa (24/2/2020) menyerukan agar sekolah terhindar dari serangan.
"Sekolah harus menjadi tempat berlindung yang aman bagi anak-anak, bahkan di zona konflik," kata Syria Response Director, Sonia Khush.
"Serangan hari ini adalah tanda bahwa pertempuran di Suriah barat laut telah mencapai tingkat kekerasan yang sangat besar terhadap anak-anak dan warga sipil," katanya.
"Tidak ada tempat yang aman, bahkan sekolah pun tidak," tambahnya.
Situasi Terburuk
Dengan dukungan dari Rusia, pemerintah al-Assad dan pasukan sekutu dalam beberapa pekan terakhir.
Mereka menekan ofensif besar-besaran terhadap benteng terakhir oposisi terhadap pemerintahannya.
Di tengah musim dingin yang mencekam, operasi militer telah menggusur hampir satu juta orang sejak Desember 2019.
Akibatnya, mereka mencari perlindungan di dekat perbatasan Turki.
Serangan-serangan Suriah dan Rusia telah berulang kali menargetkan sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas kesehatan di daerah itu.
Meskipun ada permintaan dari kelompok-kelompok bantuan dan kekuatan dunia untuk menghormati hukum internasional.
Di Jenewa, Swiss, International Committee of the Red Cross (ICRC) meminta pihak yang bertikai agar memberikan rasa aman bagi warga sipil untuk menghindari serangan itu.
Hal itu mengingatkan bahwa rumah sakit, pasar dan sekolah dilindungi oleh hukum.
"Kami mendesak para pihak untuk mengizinkan warga sipil bergerak ke tempat yang aman, baik di daerah yang mereka kuasai atau melintasi garis depan," kata juru bicara ICRC, Ruth Hetherington.
Baca: Pasukan Turki Mundur Lebih Jauh ke Suriah Timur Laut
Baca: Tentara Suriah Hentikan Patroli Militer Amerika Serikat, Menyuruh Mereka Putar Balik
Baca: Tentara yang Didukung Turki Merebut Kembali Kota Utama di Idlib Suriah
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)