Jumlah Korban Positif Virus Corona Tembus 95 Ribu di Dunia, yang Sembuh Capai 53.423 Orang
Jumlah kasus positif virus corona Kamis malam ini mencapai 95.748 kasus, dengan kasus kesembuhan sebesar 53.423 orang
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah kasus positif virus corona Kamis malam ini mencapai 95.748 kasus, dengan kasus kesembuhan sebesar 53.423 orang.
Seperti dikutip dari peta persebaran Covid-19, Coronavirus Covid-19 Global Cases by John Hopkins CSSE, Kamis (5/3/2020) pukul 20.00 WIB, kasus positif masih didominasi terjadi di wilayah daratan China 80.411 kasus.
Baca: Bareskrim Tersangkakan 5 Penyebar Hoaks Virus Corona
Kemudian 6.088 kasus di Korea Selatan, 3.089 kasus di Italia, serta di Iran 2.922 kasus.
Untuk jumlah kasus kematian akibat virus bernama resmi Covid-19 menyentuh 3.286 orang.
Kasus kematian terbesar terjadi di Hubei, China dengan 2.902 orang. Disusul Itali 107 orang, Iran 92 orang, dan 35 di Korea Selatan.
Di Indonesia diketahui, ada dua warga terkonfirmasi positif virus corona dan kini keadaanya berangsur membaik.
Baca: Jusuf Kalla Beri Arahan ke PMI Provinsi untuk Edukasi Masyarakat soal Pencegahan Virus Corona
Sementara 156 orang masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang berasal dari 35 Rumah Sakit di 23 provinsi.
Ratusan orang itu dipantau pula oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Cerita pasien berusia 47 tahun di Korsel yang sembuh
Seorang pemilik restoran di Korea Selatan telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona.
Kim Seung-hwan yang berusia 47 tahun itu mengaku dirinya sempat tak menyangka bisa sembuh.
Baca: Cerita Susanna, Pemilik Toko yang Viral Karena Tolak Pembeli yang Mau Borong Dagangannya
Melansir Kompas.com, kepada mereka yang tengah berjuang melawan virus corona, Kim berbagi semangat. Ia bisa sembuh, dan menegaskan bahwa virus corona dapat dikalahkan.
Bermula pada pertengahan Februari 2020.
Saat itu, Kim merasakan sakit kepala setelah bekerja.
Meski telah pergi ke dokter dan meminum obat, rasa sakit itu tak kunjung sembuh, justru semakin memburuk.
Ia pun mulai demam.
"Saya masih tak berpikir bahwa saya terkena virus corona. Saya hanya melihat itu di berita tentang China. Saya juga tidak melakukan perjalanan ke luar Korea Selatan baru-baru ini," kata Kim, dilansir dari Washington Post, Senin (2/3/2020).
Melihat kondisi tubuhnya tak kunjung membaik, Kim memutuskan untuk pergi ke rumah sakit yang lebih besar di Daegu pada 18 Februari 2020.
Hanya beberapa jam sebelum Kim tiba di rumah sakit, kasus virus corona pertama dikonfirmasi di Kota Daegu.
Perawat dengan alat pelindung kemudian membawanya ke ruang isolasi.
Di ruangan itu, Kim sadar betul bahwa virus corona telah merenggut banyak nyawa, termasuk di antaranya mereka yang masih muda dan sehat.
Ketika kondisi tubuhnya semakin memburuk, pikiran-pikiran itu mulai hinggap di kepalanya:
"Apakah penyakit itu juga akan merenggut nyawanya?"
"Ketakutan mengenai apa yang akan terjadi pada tubuh saya muncul ketika saya dibiarkan dalam kegelapan. Saya terus bertanya-tanya apakah virus itu bisa mengancam hidupku," paparnya.
Karena menunjukkan gejala seperti pneumonia, Kim dikarantina di ruang dengan tekanan negatif yang kedap udara.
Dokter mengambil swap dari hidung dan mulutnya untuk pengujian lebih lanjut.
Sementara Kim masih harus menghuni ruang isolasi untuk menunggu hasil tesnya.
"Satu-satunya hal yang bisa saya dengar adalah suara dengung ventilator," tutur Kim.
Kim dan sejumlah pasien lainnya di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara terbukti positif virus corona.
Ia termasuk di antara kasus pertama yang dikonfirmasi di Korea Selatan.
Sejauh ini, jumlah kasus virus corona di Korea Selatan mencapai lebih dari 5.600.
Hampir 90 persen berada di Daego dan Gyeongsang Utara.
Kim mengetahui laporan tentang adanya virus corona di Korea Selatan melalui siaran televisi kabel yang ada di ruang perawatannya.
TV dan ponselnya merupakan satu-satunya akses ke dunia luar.
Saat melihat berita penyebaran virus di kotanya, pikiran Kim hanya tertuju kepada istri dan putrinya.
Kim teringat kedua mata mereka yang cemas menatapnya sedang membolak-balikkan tubuh di tempat tidurnya karena rasa sakit yang hebat.
Kekhawatiran akan keluarganya itu membuatnya tak bisa tidur selama beberapa malam secara berturut-turut.
"Saya sangat lelah, tapi tak bisa tidur karena rasa sakit yang terasa di seluruh tubuh saya," jelas Kim.
Kim merasakan panas luar biasa di atas tempat tidurnya. Suhu tubuhnya melonjak di atas 100 derajat Fahrenheit atau di atas 37,7 derajat celcius.
Dokter di rumah sakit memberinya antibiotik, obat-obatan lain, dan cairan intravena.
Ia juga mendapat kiriman pakaian dan handuk cadangan dari rumah.
Keluarga Kim juga mengiriminya kimchi goreng dan masakan rumah lainnya.
Empat hari dalam perawatan, tepatnya pada 21 Februari 2020, para dokter mengatakan bahwa paru-parunya telah kembali normal.
Gejela-gejala infeksi mulai hilang, demamnya mereda, dan kepalanya telah berhenti sakit.
Kendati demikian, kekhawatirannya tak kunjung lenyap.
Laporan berita di televisi mengalihkan perhatiannya ketika kasus kematian pertama akibat virus corona di Korea Selaran diumumkan.
Pertanyaan-pertanyaan lain kembali memenuhi pikirannya: Apakah virus itu akan melumpuhkan tubuhnya? Apakah ia menginfeksi keluarga dan pelanggan di restorannya?
Setelah dinyatakan positif beberapa hari sebelumnya, pemerintah provinsi telah melacak dan menerbitkan daftar tempat yang dikunjunginya selama empat hari sejak menunjukkan gejala.
Klinik yang dikunjungi oleh Kim dan restoran makanan lautnya termasuk di antara daftar itu.
Keluarga dan pelanggan restorannya telah diuji.
Kim bersyukur ketika mengetahui tak ada keluarganya yang positif.
Sejauh yang ia tahu, pelanggannya pun tak ada yang terinfeksi.
Kesehatan Kim terus membaik.
Ia bisa berkeliling di lingkungannya dan mulai melakukan latihan ringan.
Pada 24 Februari 2020, hasil tesnya negatif.
Demikian pula dengan hasil tes di hari berikutnya.
Pada 26 Februari 2020, delapan hari setelah didiagnosis, Kim akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
"Saya sangat lega. Sangat senang bisa dikelilingi kembali oleh keluarga saya," kata Kim.
Kim kini memutuskan untuk mengisolasi dirinya sendiri.
Ia tinggal di kamarnya serta tidak makan bersama istri dan putrinya.
"Para dokter memberitahu saya bahwa saya bisa kembali ke kehidupan sehari-hari saya. Tapi ketakutan akan infeksi ulang masih melekat dalam pikiran saya," papar Kim.
Ia pun merasa beruntung telah menerima perawatan yang tepat.
Tak lupa, Kim juga berpesan kepada pasien lain bahwa virus corona dapat dikalahkan.
"Virus corona dapat dikalahkan. Saya sekarang sudah sepenuhnya pulih dan melakukan push-up di pagi hari," tutupnya.
Baca: Kemenkes Sebut Virus Corona Kini Makin Jinak, Ada Perubahan Gejala, Ini Penjelasannya
Meski virus tersebut telah menginfeksi 94 ribu pasien, ada lebih dari 50 persen pasien yang sembuh dan kembali menjalani aktivitas normal.
Kisah Kim hanya satu dari puluhan ribu lembaran kisah pasien virus corona yang telah sembuh