Cerita Dokter yang Dibungkam Karena Temukan Diagnosis Mirip SARS
Direktur Departemen Darurat di Rumah Sakit (RS) Pusat Wuhan, Dokter Ai Fen dibungkam setelah menceritakan informasi terkait penyebaran virus corona.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Dokter Ai Fen dari Wuhan dibungkam setelah menceritakan informasi terkait penyebaran virus corona.
Dokter Ai Fen yang merupakan Direktur Departemen Darurat di Rumah Sakit (RS) Pusat Wuhan itu sempat diwawancara oleh majalah lokal, People.
Dalam wawancaranya, Ai Fen menuturkan ia mengunggah hasil diagnosa pasien berdasarkan hasil lab di RS tempat ia bekerja.
Diagnosa pasien tersebut dibagikan Ai Fen pada akhir Desember 2019 kemarin.
Diketahui, diagnosa hasil lab pasien itu menunjukkan gejala yang mirip dengan virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Namun, Ai Fen ditegur dan diperingatkan atasannya atas tindakan tersebut.
"Jika saya tahu apa yang akan terjadi, saya tidak akan peduli dengan teguran itu," kata Ai Fen dikutip dari The Guardian.
"Saya akan berbicara tentang hal itu kepada siapa pun, di mana pun saya bisa," ucapnya dalam wawancara.
Baca: Gejala Awal Tom Hanks dan Istri yang Positif Virus Corona
Baca: Tom Hanks dan Rita Wilson Jadi Publik Figur Pertama yang Positif Virus Corona
Baca: NBA Resmi Dihentikan Akibat Virus Corona
Baca: WHO Tetapkan Wabah Virus Corona Sebagai Pandemi, Apa Artinya?
Hasil Lab 'SARS Coronavirus'
Sebelumnya, pada 30 Desember 2019 setelah melihat beberapa pasien dengan gejala mirip flu dan resisten terhadap metode pengobatan biasa, Ai Fen menerima hasil lab dari satu kasus.
Laporan hasil lab itu berisi "SARS Coronavirus".
Ai Fen membaca hasil lab tersebut berulang kali.
Dokter tersebut mengatakan ia berkeringat dingin membaca hasil lab yang ia terima.
Ai Fen melingkari kata-kata 'SARS' dan mengambil foto.
Foto tersebut Ai Fen kirim ke teman yang satu sekolah kedokteran dengannya yang menjadi dokter di rumah sakit lain.
Pada malam itu, foto menyebar ke seluruh kalangan medis di Wuhan.
Foto tersebut juga dibagikan Li Wenliang, dan menjadi bukti pertama munculnya wabah virus corona.
Lebih lanjut, malam itu Ai Fen mengatakan dia menerima pesan dari rumah sakit tempat ia bekerja.
Pesan tersebut mengatakan informasi tentang penyakit misterius ini tidak boleh disebarluaskan secara sewenang-wenang.
Pesan itu juga menerangkan untuk menghindari kepanikan.
Dua hari kemudian, Ai Fen mengatakan kepada majalah People, dia dipanggil oleh Kepala Komite Inspeksi Disiplin Rumah Sakit.
Ai Fen ditegur karena menyebarkan desas-desus dan merusak stabilitas.
Lebih jauh, para staf dilarang menyampaikan pesan atau gambar yang berkaitan dengan virus.
Yang bisa dilakukan Ai Fen hanyalah meminta para stafnya mengenakan pakaian pelindung dan masker.
Meski pihak rumah sakit melarang ia melakukannya.
Ai Fen tetap mengimbau departemennya mengenakan jaket pelindung di bawah mantel dokter mereka.
"Kami mengamati semakin banyak pasien datang ketika penyebaran infeksi menjadi lebih besar," kata Ai Fen.
Baca: Sejumlah Pengguna Kereta Commuter Line Gunakan Masker Cegah Virus Corona
Baca: Liga Eropa: Sevilla Kontra AS Roma dan Inter Milan vs Getafe Ditunda Karena Virus Corona
Baca: Jangan hanya Corona, Waspadai Juga Penyebaran Demam Berdarah Dengue, Kemenkes: Ada 17.820 Kasus
Penularan Virus Corona
Sebelumnya, penyebaran virus corona diyakini berasal dari pasar makanan laut.
Pejabat China sempat bersikeras tidak ada alasan untuk percaya virus corona ditularkan antara manusia ke manusia.
"Aku tahun pasti ada penularan dari manusia ke manusia," tegas Ai Fen.
Satu satu setelah pejabat China mengonfirmasi penularan virus manusia ke manusia, pada Selasa (21/1/2020) jumlah pasien meningkat.
Pada saat itu, Ai Fen menerangkan pasien yang datang ke ruang gawat darurat mencapai 1.523 orang dalam satu hari, tiga kali lipat dari volume normal.
Rekannya Jatuh Sakit dan Meninggal
Selama dua bulan terakhir, Ai Fen mengatakan dia mengamati banyak rekannya jatuh sakit.
Empat di antaranya meninggal dunia karena virus corona.
Satu di antara empat rekan Ai Fen yang meninggal dunia adalah Li Wenliang.
Lebih jauh, selama awal munculnya wabah, pejabat keamanan publik Wuhan mengatakan delapan orang dihukum karena menyebarkan desas-desus.
Lebih lanjut, sejak Selasa (10/3/2020) wawancara Ai Fen yang telah diunggah telah dihapus dengan cepat dari situs media sosial China.
Setelah unggahan tersebut dihapus, Ai Fen tidak dapat dihubungi melalui telepon.
Para pengguna internet bergerak cepat menyimpan artikel soal pernyataan Ai Fen dan menggunggah tangkap layarnya.
Untuk diketahui, virus corona per Kamis (12/3/2020) pukul 09.40 WIB telah tersebar ke 123 negara di dunia.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.