Tak Sampai Seminggu, Nenek 103 Tahun di China Sembuh Virus Corona
Kurang dari Seminggu, Nenek 103 Tahun di China Sembuh dari Virus Corona
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Seorang nenek berusia 103 tahun sembuh dari virus corona setelah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Wuhan, Daily Mail mengabarkan.
Nenek bernama Zhang Guangfen itu dipulangkan dari rumah sakit pada Jumat (6/3/2020) lalu.
Sejauh ini Zhang adalah pasien tertua kedua yang sembuh dari virus corona di China.
Baca: 7 Pasien Baru Positif Corona Tak Terdeteksi di Bandara, Tidak Demam hingga Lolos Thermal Scanner
Sebelumnya, rekor dipegang oleh pasien berusia 101 tahun.
Kepada media lokal, dokter Zeng Yulan berkata Zhang sembuh kurang dari seminggu karena ia tidak memiliki riwayat penyakit serius lain.
Zhang pertama kali didiagnosis virus corona pada 1 Maret 2020 di Liyuan Affiliated Hospital, Tongji Medical College di Wuhan, Hubei.
Baca: Jadi Korban Hoaks, 27 Warga Iran Tewas Keracunan Alkohol, Dikira Alkohol Bisa Cegah Corona
Saat itu kondisinya kritis dan hampir tidak bisa berkomunikasi dengan petugas medis saat ia dilarikan ke rumah sakit.
Media lokal Chutian Metropolis Daily menyebut para perawat bergantian menyuapi Zhang dan mengganti popoknya.
Zhang perlahan membaik setelah dirawat penuh dan diberi sesi terapi nutrisi.
Pasien lanjut usia lain yang berhasil sembuh dari virus corona yaitu seorang kakek bernama Dai.
Usianya 101 tahun saat didiagnosis dan sembuh setelah dirawat selama seminggu di rumah sakit Wuhan Third Hospital.
Dai tampak sangat berenergi ketika ia meninggalkan rumah sakit.
Perawat bernala Li Lai berkata pada media lokal: "Dia sering bercerita tentang istrinya yang berusia 92 tahun."
"Dia berkata ia harus segera pulah agar bisa pulang dan merawat istrinya."
Dalam sebuah video yang viral, Dai membuat petugas medis terkejut saat ia memberitahu usianya.
Petugas medis yang mengenakan pakaian pelindung lengkap, langsung mengacungkan jempol saat ia tahu usia pasien.
Masih dilansir Daily Mail, China kini tengah mendorong warganya untuk melanjutkan hidup normal setelah terlihat adanya pengurangan yang stabil terhadap jumlah kasus virus corona baru.
Presiden Xi Jinping juga berkunjung ke Wuhan untuk pertama kalinya sejak virus mulai mewabah pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020 lalu.
Kujungan presiden ke Wuhan itu menjadi pertanda bahwa China percaya bahwa wabah kini bisa dikontrol.
Berita baik juga terdengar di Makau, di mana semua pasiennya sembuh dari virus corona.
Pasien virus corona terakhir di Makau telah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit pada Jumat (6/3/2020) lalu.
Di samping itu, tak ada lagi kasus baru yang tercatat dalam satu bulan terakhir.
Seperti yang dilansir South China Morning Post, otoritas kesehatan di Makau mengumumkan seorang pasien wanita 64 tahun, dikirim ke pusat kesehatan publik untuk isolasi lebih lanjut.
Dengan dipulangkannya pasien tersebut, semua 10 kasus virus corona di Makau telah selesai.
Baca: TERBARU 16 Juta Penduduk Italia Bagian Utara Diisolasi, Kematian Virus Corona Melonjak dalam 24 Jam
"Sekarang, Makau tidak memiliki pasien virus corona, tidak ada kasus yang serius, tidak ada kematian, dan tidak ada infeksi di rumah sakit," ungkap Lei Chin-ion, direktur Biro Kesehatan Makau.
Sejak 4 Februari 2020, daerah administratif khusus China ini tidak melaporkan satupun kasus virus corona baru.
Lei mengaitkan keberhasilan itu dengan upaya pekerja garis depan di biro dan dukungan dari departemen lain.
Polisi Macau juga menggeledah hotel dan mendeportasi orang-orang dari provinsi Hubei, pusat penyebaran penyakit itu.
Sejak Makau mengkonfirmasi kasus pertama pada 22 Januari lalu, langkah-langkah untuk memerangi virus corona Makau selalu dibandingkan dengan Hong Kong, yang juga merupakan daerah administratif khusus China.
Hong Kong kini memiliki 107 kasus infeksi pada Jumat malam.
Baca: Takut Virus Corona, Wanita Tiongkok Panaskan Uang Rp 6,5 Juta di Microwave, Kini Nasibnya Malah Apes
Salah satu kebijakan yang dipuji secara luas adalah sistem penjatahan membeli masker untuk mencegah orang menimbun masker bedah.
Warga hanya dapat membeli maksimal 10 masker setiap 10 hari di apotek yang ditunjuk.
Di Hong Kong, pembeli menghaniskan stok masker di pusat perbelanjaan, mengakibatkan harga peralatan pelindung meroket.
Ketika keputusasaan bertambah, orang-orang termasuk orang tua rela mengantri berjam-jam dalam cuaca dingin hanya untuk mendapatkan persediaan masker yang terbatas.
Chief Executive Ho Iat-seng sebelumnya menangguhkan kasino dan operasi di 18 jenis tempat lain, termasuk bar, bioskop, dan panti pijat, selama 15 hari sejak 4 Februari untuk menahan penyebaran virus.
Keputusan itu diberlakukan setelah seorang pekerja hotel diketahui terinfeksi virus corona.
Pusat perjudian terbesar di dunia ini memiliki 41 kasino dan mempekerjakan lebih dari 57.000 staf penuh waktu pada tahun 2018.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)