Menlu Toshimitsu Tanggapi Pernyataan Dubes Terkait Diskriminasi Terhadap Warga Jepang di Indonesia
Menlu Jepang, Toshimitsu Motegi menekankan perlunya mengumpulkan data sebelum menanggapi ke masyarakat apabila ada diskriminasi warga Jepang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi menekankan perlunya mengumpulkan data sebelum menanggapi ke masyarakat apabila ada diskriminasi warga Jepang di suatu negara.
Hal ini diungkapkan Toshimitsu Motegi menanggapi postingan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii mengenai perlakuan kurang menyenangkan yang dialami warga Jepang di Indonesia mendapat banyak perhatian di Jepang.
Sebelumnya Dubes Masafumi Ishii dalam postingannya menyebut bahwa banyak warga Jepang di Indonesia yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Indonesia terinfeksi virus corona, 2 Maret 2020 lalu.
Baca: Virus Corona Meluas, Peneliti Asal Australia Klaim Telah Temukan Obat Efektif Sembuhkan Covid-19
Baca: Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Mulai 19 Maret, Besarannya Rp 31.454.602 Per Jemaah Aceh
Saat itu Presiden Jokowi menyebutkan bahwa kasus pertama virus corona di Indonesia terinfeksi dari seorang wanita Jepang yang berdomisili di Malaysia.
"Seperti yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Yang harus dikhawatirkan adalah berita-berita hoax dan reaksi berlebihan," ujar Duta Besar Jepang untuk Indonesia MasafumiIshii dalam video yang diunggah di akun Instagram-nya.
Dubes ini menyayangkan adanya perlakuan kurang menyenangkan terhadap warganya di Indonesia setelah pengumuman kasus corona tanggal 2 Maret 2020 pagi jam 10.00 WIB.
"Sehubungan dengan hal ini, saya sangat menyayangkan ketika mendengar warga negara Jepang, termasuk anak-anak, yang tinggal di Indonesia menerima perlakuan tidak menyenangkan dan diskriminasi terkait virus corona," sambungnya.
Beberapa orang dalam diskusi di Fuji TV pun menanggapi sangat hati-hati kasus tersebut.
"Memang sulit menghadapi hal ini karena siapa pun sebenarnya tak ada yang mau terkena virus corona yang tidak mengenal suku bangsa atau pun warga negara," ungkap seorang pembicara presenter terkenal televisi Jepang yang telah pensiun.
Banyak media besar Jepang belakangan mengambil tema diskriminasi perlakuan yang dialami warga Jepang di Indonesia akhir-akhir ini.
Selain Fuji TV, media Asahi, Shukan Gendai, Yomiuri dan lainnya juga sempat mengangkat soal ketidaksenangan orang Indonesia kepada orang Jepang yang ada di Indonesia, terkait pandemi virus corona.
"Tanggapan Duta Besar di Indonesia bukan soal sehari dua hari, tapi kumpulkan dulu data keluhan dari warga Jepang yang ada di Indonesia, barulah memberitahukan ke masyarakat," kata Menteri Motegi kepada Tribunnews.com, Selasa (17/3/2020) pagi.
Menteri juga menambahkan perlunya segera duta besar suatu negara menanggapi suatu hal terkait dengan warga Jepang di negara tersebut.
"Organisasi warga Jepang di suatu negara mestinya ada. Baik perusahaan maupun perorangan bisa melakukan konsultasi di organisasi tersebut. Dari sana bisa disampaikan ke kedutaan dan akan ditanggapi segera," tambahnya.
Baca: Partai Demokrat Percaya Bisa Berjaya di Pilpres 2024 di Bawah Kepemimpinan AHY
Baca: Ambil Langkah Tegas Lawan Penyebaran Virus Corona, Malaysia Umumkan Lockdown 2 Minggu ke Depan
"Dengan demikian tanggapan Dubes Jepang di Indonesia, seminggu setelah pengumuman Presiden Jokowi terkait kasus corona pertama di Indonesia 2 Maret 2020 sudahlah benar," ungkapnya.
Dalam kurun waktu seminggu tersebut setelah pengumuman pertama Presiden Jokowi, terdapat 16 keluhan yang disampaikan warga Jepang yang ada di Indonesia termasuk dari anak-anak warga Jepang di Indonesia yang diperlakukan tidak menyenangkan oleh warga Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.