India Lockdown untuk Hambat Sebaran Corona, PM Narendra Modi Minta Maaf
Perdana Menteri India, Narendra Modi meminta maaf kepada rakyatnya atas lockdown yang diberlakukan selama 21 hari.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Hingga Minggu pagi, hanya satu dari 36 pemerintah negara bagian dan teritorial India, Uttar Pradesh, yang telah mengatur untuk membawa pulang para migran, menugaskan sekitar 1.000 bus.
Para migran menunggu dalam antrean panjang di pinggiran Delhi untuk naik beberapa bus, dan sebagian besar dari mereka ditolak.
Akan tetapi, pemerintah pusat India telah memerintahkan negara-negara bagian untuk berbalik arah dan menyegel perbatasan mereka dan memerintahkan para migran untuk tetap di tempat mereka saat ini.
Kebijakan tersebut menambah peluncuran lockdown yang sudah membingungkan, yang telah mendorong tindakan pemerintah negara bagian sering bertentangan dengan pemerintah pusat.
Polisi, sering bingung, telah menggunakan kekerasan.
India sudah memiliki salah satu populasi tunawisma terbesar di dunia, dan kebijakan lockdown membuat angka itu membengkak jumlahnya secara eksponensial, kata pekerja untuk organisasi nonpemerintah.
Sebuah sensus pemerintah tahun 2011 menyebutkan jumlah tunawisma di 1,7 juta, hampir pasti meremehkan 1,3 miliar di negara ini, kata para ahli.
Baca: Sebut Penutupan Jalan Inspeksi Kalimalang Sebagai Lockdown, Pria di Jakarta Timur Diamankan Polisi
Baca: Portal Jalan dan Gang di Permukiman, Warga Lomanis Cilacap Lakukan Lockdown Lokal
Perdana Menteri India, Narendra Modi mengumumkan lockdown yang mencakup larangan perjalanan antar negara bagian, dengan pemberitahuan hanya empat jam pada Selasa (24/3/2020) lalu, meninggalkan populasi migran yang sangat besar terdampar di kota-kota besar.
Pekerjaan memikat setidaknya 45 juta orang ke kota-kota dari pedesaan setiap tahun, menurut perkiraan pemerintah.
Banyak dari migran tersebut diberi makan dan ditempatkan di toko-toko dan lokasi konstruksi tempat mereka bekerja, dan ketika bisnis tutup, ratusan ribu migran tiba-tiba tanpa rumah dan sumber makanan reguler.
"Ini mungkin keputusan yang bagus untuk orang kaya, tetapi tidak bagi kita yang tidak punya uang," kata Deepak Kumar, seorang pengemudi truk berusia 28 tahun, dikutip dari The New York Times.
(Tribunnews.com/Whiesa)