Sore Ini Perfektur Aichi Jepang Umumkan Deklarasi Status Darurat
Perfektur Aichi Jepang malam ini akan mendeklarasikan keadaan darurat untuk antisipasi penyebaran penyakit menular virus Corona.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perfektur Aichi Jepang malam ini akan mendeklarasikan keadaan darurat untuk antisipasi penyebaran penyakit menular virus Corona.
"Melihat minggu lalu, tidak ada keraguan kita berada dalam situasi yang sangat serius," kata Gubernur Perfektur Aichi Jepang, Hideaki Omura Hideaki (60), Kamis (9/4/2020).
Sementara di Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan pemerintah perlu mendengar dari para ahli sebelum memutuskan untuk menetapkan status darurat di Aichi.
![Sebuah sekolah Taman kanak-kanak di Tokyo difoto pagi ini (8/4/2020) jam 10:30 waktu Jepang](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/taman-kanak-kanak-jepang-nih2.jpg)
Aichi memiliki 301 kasus virus yang dikonfirmasi per tengah malam kemarin, nomor lima terbanyak di Jepang, dengan tambahan 22 orang baru dilaporkan pada hari Kamis (9/4/2020).
Sementara Tokyo mencapai 1.519 orang dan Osaka 616 orang, Kanagawa 381 orang, Hyogo yang ditetapkan pemerintah pusat Deklarasi Darurat malah lebih rendah dari Aichi, berjumlah 287 orang.
Memperhatikan Aichi dengan Kota Gayoya dengan populasi lebih dari 2,2 juta dan yang terletak di antara Tokyo dan Osaka, Omura mengatakan akan lebih disukai untuk menyatakan keadaan darurat di tingkat lokal dan negara bagian.
Baca: Terkuak di Sidang, Siap Mainkan! Jadi Kode Suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan
Baca: Statistik Persib Bandung : Rata-rata Pemain Berada di Usia Emas, Peluang Juara Liga 1 2020 Terbuka
Sementara keadaan darurat yang direncanakan prefektur tidak memiliki dasar hukum, tidak seperti deklarasi pemerintah pusat, Omura mengatakan ia akan meminta agar penduduk menghindari ke luar rumah karena alasan yang tidak penting--tidak termasuk belanja makanan, kunjungan rumah sakit dan perjalanan pulang pergi dan bagi sekolah untuk tutup sampai 6 Mei 2020.
"Tidak ada hukuman untuk mengabaikan panggilan, dan kegiatan bisnis tidak dapat dilarang," kata dia.
Tetapi, gubernur dapat mengambil alih tanah dan bangunan pribadi untuk digunakan dalam perang melawan virus, meminta pasokan medis dan makanan dari perusahaan yang menolak untuk menjualnya, dan menghukum mereka yang menimbun atau tidak mematuhi.
![Gedung Starbucks terbesar di Jepang 5 lantai yang ada di Naka Meguro Tokyo](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gedung-starbucks-jepang-nih2.jpg)
Mereka juga dapat memaksa perusahaan untuk membantu mengangkut barang darurat.
Penambahan target "Deklarasi Darurat" Prefektur Aichi akan dipantau dan diperiksa dengan cermat.
"Kami juga akan menganalisis dengan cermat kota-kota seperti Hokkaido, Kyoto, Gifu dan Fukui, di mana jumlah orang yang terinfeksi cukup tinggi, lanjut Suga lagi kemarin," ujarnya.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.