Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Donald Trump Merasa Berkuasa Memutuskan Pencabutan Lockdown di Amerika, Bukan Gubernur Negara Bagian

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Senin lalu bersikeras bahwa dia memiliki kuasa untuk menentukan kapan AS bisa membuka bisnisnya kembali.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Donald Trump Merasa Berkuasa Memutuskan Pencabutan Lockdown di Amerika, Bukan Gubernur Negara Bagian
https://twitter.com/realDonaldTrump
Presiden Donald Trump (Twitter.com/realDonaldTrump) 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Senin (13/4/2020), lalu bersikeras bahwa dia memiliki kuasa untuk menentukan kapan AS bisa membuka bisnisnya kembali.

Mengutip dari SCMP, pernyataan ini merupakan kebalikan dari keputusan sejumlah gubernur AS untuk mencabut penguncian di wilayahnya. 

Baca: Stephanie Poetri Terjebak di Amerika Sendirian Gara-gara Corona, Titi DJ Panik, Sampa Alami Ini

Baca: Rupiah Hari Ini Menguat ke Rp 15.840 per Dolar Amerika Serikat, Berikut Kurs 5 Bank di Indonesia

"Untuk tujuan menciptakan konflik dan kebingungan, beberapa di media berita palsu mengatakan bahwa itu adalah keputusan Gubernur untuk membuka negara, bukan Presiden Amerika Serikat & Pemerintah Federal," cuitnya di Twitter.

"Biarkan sepenuhnya dipahami bahwa ini tidak benar."

Menurutnya, hal tersebut merupakan keputusan presiden.

Dia juga menegaskan pada cuitannya, bahwa dia, Administrasi terus bekerja sama dengan para gubernur itu.

"Keputusan oleh saya, bersama dengan Gubernur dan masukan dari orang lain, akan dibuat segera!" cuit Trump.

Postingan Trump ini sangat berbanding kontras dengan arahan yang sempat dia berikan pada gubernur pada Minggu lalu via Twitternya.
BERITA TERKAIT

Dia menghimbau para gubernur agar membuat program pengujian sendiri dan menyempurnakan kerja aparatur negara bagian.

"Bersiaplah, hal-hal besar sedang terjadi. Tidak ada alasan!"

"Pemerintah Federal ada untuk membantu. Kami menguji lebih dari negara mana pun di dunia. Juga, bersiaplah dengan Masker!" tulis Trump.

Selama krisis kesehatan ini merajai AS, Trump berulangkali menolak melakukan tindakan dari pemerintah federal.

Sebagai gantinya, dia menyarankan pemerintah negara bagian dan lokal untuk memimpin penanganan Covid-19 di sana.

Antara lain dalam hal penyediaan peralatan medis dan memberlakukan pembatasan gerak di sana.

Sementara itu, Trump meyakinkan publik bahwa dia dan gubernur negara bagian tidak sedang bersitegang.

Bahkan dia membuktikannya dengan menyiarkan kembali pujian para gubernur kepadanya di iklan kampanyenya.

Namun cuitannya pada Senin lalu, memperlihatkan upaya dia menegaskan kekuasannya karena kini Gedung Putih sedang mempertimbangkan perpanjangan atau mencabut lockdown hingga 30 April.

Trump ingin mengembalikan kondisi perekonomian AS yang jatuh karena banyaknya pengangguran baru akibat pandemi Covid-19 ini.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (SPUTNIK NEWS)

Pekan lalu, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan pemerintah mengincar 1 Mei sebagai tanggal target untuk memulai kembali ekonomi AS.

Namun, otoritas kesehatan mengingatkan bahwa sebagian besar negara harus tetap dilakukan pembatasan sosial.

"Tidak ada keraguan bahwa kita harus membuka kembali dengan benar," kata Dr Robert Redfield, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Senin (13/4/2020).

"Ini akan menjadi proses bertahap, bertahap. Itu harus didorong oleh data, dan seperti yang saya katakan, harus dilakukan dari komunitas ke komunitas, negara ke negara."

Gubernur New York Pertimbangkan Cabut Lockdown

Pandemi corona atau Covid-19 banyak menjangkiti dan terus membuat korban jiwa baru di negara bagian New York.

Pada Minggu lalu saja, terdapat 758 kematian dalam hari itu.

Namun Gubernur New York, Andrew Cuomo mulai mempertimbangkan untuk mencabut lockdown meski tren pandemi di sana sedang pada puncaknya.

Sebanyak 700 lebih kematian pada Minggu lalu, menggenapi enam hari berturut-turut New York menghadapi penambahan korban jiwa yang banyak.

Rekor pertamanya pada 9 April lalu, yakni 799 kematian.

Mengutip Bloomberg, jumlah keseluruhan korban jiwa atas Covid-19 di sana mencapai 9.385.

Baca: Peneliti Shanghai dan New York: Virus Covid-19 Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Seperti HIV

Baca: Petugas Pemakaman di New York Cerita Banyaknya Warga Korban Corona yang Dimakamkan Tiap Hari

Departemen Kesehatan mencatat 188.694 kasus infeksi, sekira sepersepuluh kasus yang dilaporkan dunia.

"Bisakah kamu mati rasa pada angka-angka ini?" tanya Cuomo pada konferensi pers di Albany.

"Semua orang adalah wajah dan nama dan keluarga yang menderita."

Sebagai kepala negara bagian yang menjadi episentrum Covid-19 di AS ini, Cuomo ingin beralih membuka pembatasan sosial yang ada.

Mengutip New York Times, pada Senin (13/4/2020) lalu, Cuomo mengumumkan dia dan enam aliansi enam gubernur Northeastern tengah mempertimbangkan pencabutan lockdown.

Gubernur New York Andrew Cuomo.
Gubernur New York Andrew Cuomo. (NEW YORK DAILY NEWS/LUIZ C. RIBEIRO)

Langkah ini tampaknya merupakan teguran pada Presiden AS, Donald Trump secara implisit.

Para gubernur dari New Jersey, Connecticut, Pennsylvania, Delaware, Massachusetts dan Rhode Island mengatakan mereka akan mulai menyusun rencana sejumlah pembukaan di wilayahnya.

Antara lain bisnis dan sekolah serta seberapa cepat memungkinkan orang kembali bekerja dengan aman.

Kendati demikian, belum jelas kapan waktu itu akan terjadi.

"Jika Anda salah melakukannya, itu bisa menjadi bumerang, dan kami telah melihatnya di tempat lain di dunia," kata Cuomo.

"Apa bentuk seni di sini adalah melakukan itu dengan cerdas dan melakukannya dengan cara yang terkoordinasi."

Atas pertimbangannya ini, dia mengatakan kuncinya adalah koordinasi dengan otoritas wilayah yang meliputi sekolah, pemerintah, dan bisnis.

Cuomo juga mengatakan dia akan menandatangani perintah eksekutif yang memerintah para pengusaha memberi pekerja penting masker atau pelindung selama bekerja.

Selain itu juga memperluas jangkauan tes antibodi.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas