Organisasi Nirlaba Jepang Berikan Beasiswa Bagi Pelajar yang Orang Tuanya Meninggal karena Covid-19
Ashinaga Ikueikai adalah sebuah organisasi nirlaba di Jepang. Hingga kini sekitar 6.500 siswa di seluruh negeri telah menggunakan beasiswa tersebut.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ashinaga Ikueikai menyatakan pihaknya akan memberikan beasiswa untuk anak-anak yang kehilangan orang tuanya karena Covid-19 sebesar 150.000 per orang atau sekitar Rp 21.927.000 (kurs 1 yen = Rp 146,18).
Ashinaga Ikueikai adalah sebuah organisasi nirlaba di Jepang. Hingga kini sekitar 6.500 siswa di seluruh negeri telah menggunakan beasiswa dari organisasi tersebut.
"Ada sejumlah keluarga yang membutuhkan hidup karena virus corona baru, terutama orang tuanya meninggal karena Covid-19. Kami telah memutuskan untuk memberikan 150.000 yen per orang untuk kasus demikian," ungkap Yukichi Okazaki, Direktur Eksekutif Ashinaga Ikueikai, Kamis (16/4/2020).
Baca: Rugi Kalau Melewatkan Resep Kembung Balado Hijau nan Sedap ini! Sederhana tapi Bikin Nafsu Makan
Organisasi itu menargetkan sekitar 500 rumah tangga secara nasional dengan anak-anak dari sekolah menengah yang kehilangan orang tua mereka dan berencana untuk mengikuti ujian tahun depan.
Hasil survei menunjukkan banyak suara mengeluh tentang kecemasan kehidupan seperti "Saya tidak bisa bekerja dan tidak bisa membayar tagihan air dan listrik" terutama dalam pekerjaan tidak tetap dan keluarga ibu dan anak yang bekerja paruh waktu.
Ada 281 kasus telah diterima organisasi tersebut.
Organisasi ini segera mengeluarkan 150.000 yen per orang untuk sekitar 6.500 siswa di Jepang yang menggunakan beasiswa tahun ini.
Baca: Ini Upaya Kementan Stabilkan Harga Daging Ayam yang Anjlok
"Beasiswa diperlukan untuk mendukung kehidupan langsung sebuah keluarga dengan seorang anak yang kehilangan orang tua mereka," ungkapnya.
Jumlah total dukungan diperkirakan sekitar 1 miliar yen, dan dana beasiswa yang telah terakumulasi sejauh ini akan ditarik dan digunakan.
"Kami meminta sumbangan kepada kelompok-kelompok sehingga anak-anak ini dapat melanjutkan studi mereka karena keluarga anak yatim masih lebih miskin," tambah Okazaki.
Baca: Omzet Penjualan Sektor Usaha Kopi Turun 90 Persen
Keluhan dari seorang satpam di Perfektur Fukushima datang ke organisasi tersebut.
"Saya tidak bisa bekerja, saya kehilangan penghasilan, dan saya tidak punya uang. Saya harus tinggal di jalan bersama seluruh keluarga karena biaya listrik, air dan gas tak bisa bayar. Saya memiliki tekanan darah tinggi dan berada dalam ambulans. Terima kasih atas bantuan Anda sementara saya menderita diabetes. Saya tidak tahu harus berbuat apa, jadi saya berdoa agar anak-anak saya dapat dilindungi oleh Tuhan," tulis sang satpam.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com