PBB Ungkap Ekspor Minyak dan Batubara Korea Utara ke China Langgar Sanksi
PBB mengatakan pada panelnya, bahwa tahun lalu Korea Utara melanggar sanksi PBB dengan mengirim bantuan ke China yakni berupa perdagangan batu bara.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada panelnya bahwa tahun lalu, Korea Utara melanggar sanksi PBB dengan mengirim bantuan ke China, yakni berupa batu bara dan minyak.
Laporan tahunan yang ditujukan kepada Dewan Keamanan PBB dari para pakar itu muncul pada Jumat (17/4/2020), namun pada hari berikutnya menghilang.
Mengutip Guardian, panel itu mencatat keberatan China atas temuan bantuan ilegal tersebut.
Baca: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Tak Terlihat di Peringatan Hari Ulang Tahun sang Kakek
Baca: Pelajar Asal China Diserang di Melbourne, Dipukul dan Diteriaki : Keluarlah dari Negara Kami!
Panel itu mempublikasikan sejumlah foto pengiriman kayu dan pengajuan dari negara-negara anggota.
Di dalamnya dikatakan, Korea Utara telah melanggar total larangan PBB dalam ekspor batubara serta pembatasan impor minyak sulingan.
"Pelanggaran berkelanjutan oleh Republik Rakyat Demokratik atas larangan ekspor komoditas tidak hanya merusak resolusi dewan keamanan," bunyi laporan itu.
"Tetapi juga berfungsi untuk mendanai aliran pendapatan yang secara historis berkontribusi pada program rudal nuklir dan balistik terlarang negara itu," jelasnya lebih lanjut.
Panel, mengutip data dari negara yang tidak ditentukan, memperkirakan bahwa Korea Utara mengekspor 3,7 juta ton batubara antara Januari dan Agustus tahun lalu.
Perdagangan ini menghasilkan sekitar USD 370 juta atau sekira Rp 5 Triliun.
Sebagian besar ekspor batubara ditransfer dari kapal Korea Utara ke tongkang-tongkang China.
Disinyalir, kapal ini sering berlayar di Sungai Yangtze untuk melakukan pengiriman, menurut laporan yang ada.
Pada perkembangan terbarunya, Korea Utara juga terlihat mengirim batu bara ke laut untuk diambil dari tongkang yang dapat bergerak sendiri.
Ini dilakukan supaya lebih mudah untuk menghindari deteksi, kata laporan itu.
Karena armada Korea Utara tidak diketahui termasuk tongkang semacam itu, mereka kemungkinan berasal dari China dengan 47 pengiriman dari Mei hingga Agustus tahun lalu, langsung mencapai pelabuhan di Teluk Hangzhou Cina dekat pusat ekonomi Shanghai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.