Kabar Terkini Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Dikabarkan Mati Otak, Trump: Segera Sembuh!
Dalam tweet yang dihapus sejak itu, reporter NBC Katy Tur menulis: "Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mati otak, menurut dua pejabat AS."
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan sakit parah.
Sakitnya Kim Jong Un ini diduga disebabkan setelah dirinya melakukan operasi jantung.
Presiden Korea Utara ini disebut berada dalam kondisi kritis usai melakukan operasi.
Daily NK, media yang dikelola oleh pembelot Korea Utara, melaporkan bahwa Kim Jong Un melakukan prosedur operasi kardiovaskular.
Baca: Mengaku Berhubungan Baik dan Sempat Berkirim Surat, Donald Trump Tak Tahu Kim Jong Un Sakit Jantung
Baca: Dampak dan Prediksi Terhadap Korea Utara Jika Kim Jong Un Wafat, Trump Harap Dia Baik-baik Saja
Dia disebut tengah melakukan proses pemulihan di sebuah vila yang berlokasi di kawasan Hyangsan County, swetelah disebut operasi pada 12 April.
"Perokok berat, obesitas, dan kelelahan menjadi faktor mengapa Kim langsung menjalani operasi jantung," ulas Daily NK yang mengutip sumber.
Bahkan, melansir Dailystar, Kim Jong Un disebut mengalami koma dan mati otak.
Dalam tweet yang dihapus sejak itu, reporter NBC Katy Tur menulis: "Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mati otak, menurut dua pejabat AS."
"Dia baru-baru ini menjalani operasi jantung dan mengalami koma, menurut seorang pejabat AS saat ini dan seorang mantan pejabat AS."
Baca: Korea Utara Rahasiakan Keberadaan Kim Jong Un di Tengah Spekulasi Kondisi Kesehatannya yang Memburuk
Baca: Media Korea Utara Bungkam Soal Keberadaan Kim Jong Un di Tengah Spekulasi Kondisi Kesehatannya
Presiden Donald Trump pun disebut telah mengetahui kabar tentang kondisi kesehatan Kim Jong Un.
Menurut laporan, pemerintahan Presiden Donald Trump menerima informasi bahwa Kim Jong Un menjalani operasi pekan lalu dan percaya jika dia masih hidup, kesehatannya buruk.
Mendengar hal tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendoakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un agar lekas sembuh pada Selasa (21/4/2020).
Namun tidak banyak berkomentar tentang kondisi kesehatan Kim Jong Un yang disebut kritis.
"Saya harap dia segera sembuh," ungkap Trump kepada reporter Gedung Putih seraya membahas hubungan baik yang selama ini dia jalin dengan pemimpin Korea Utara itu.
Baca: Seoul Sebut Tak Ada Tanda-tanda Kim Jong Un Sakit Parah, China & Jepang Enggan Berkomentar
Baca: Kim Jong Un Tak Muncul Setelah Jalani Operasi Jantung Intelijen AS Pantau Kondisi Korut
"Saya hanya berharap dia baik-baik saja," imbuh Trump dengan menekankan dia mungkin akan mencari tahu langsung kondisi Kim.
Sementara itu, diketahui Kim Jong Un terakhir kali terlihat dalam foto di depan umum sekitar 10 hari lalu, yaitu pada 11 April.
Lamanya pemimpin diktator ini tidak muncul di depan umum pun semakin memicu desas-desus bahwa kesehatan Kim Jong Un mungkin dalam 'bahaya besar'.
Kim Jong Un tampil terakhir kali saat mengambil bagian dalam pertemuan Biro Politik Komite Sentral Partai Buruh Korea.
Setelahnya, ia tidak pernah terlihat di acara penting nasional, bahkan pada sebuah acara yang diadakan untuk mengenang sang kakek, Kim Il-sung.
Baru-baru ini, saudara perempuannya, Kim Yo-jong, 31, menggantikan Kim Jong Un, yang kemudian menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang betapa gawatnya kesehatannya.
Baca: Presiden AS Donald Trump: Saya Berharap Kim Jong Un Baik-baik Saja
Baca: Trump Ragukan Informasi Kim Jong Un Sakit Keras, Korea Selatan dan China Tak Percaya
Seorang reporter Gedung Putih untuk tweet Bloomberg:
"KJU (Kim Jong Un) belum terlihat di acara-acara penting dalam beberapa hari terakhir."
"Tidak jelas bagi para pejabat AS apakah dia hidup atau mati. (CNN 1 melaporkan kondisinya sangat parah.)"
"Pejabat administrasi Trump sedang mencari siapa yang akan berada di garis suksesi jika Kim Jong Un meninggal atau sudah mati, saya diberitahu."
Lain lagi politisi Amerika Ted Lieu yang membuat cuitan tentang siapa yang akan memegang kekuasaan Korea Utara jika Kim Jong Un meninggal.
"Korea Utara tidak memiliki garis suksesi resmi."
"Jika Kim Jong Un meninggal, kemungkinan akan ada perebutan kekuasaan segera & intens."
"Sejarah juga mengajarkan kita bahwa negara totaliter tidak berakhir jika pemimpinnya mati. Tapi itu bisa memberikan peluang untuk perubahan."
Namun di saat rumor buruknya kondisi kesehatan Kim Jong Un, pemerintah negara tetangga Korea Utara, Korea Selatan, membuat pengumuman yang membantahnya.
Pemerintah Korea Utara mengumumkan bahwa Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, tidak dalam bahaya besar.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Nyaring Terdengar Kabar Kim Jong Un Kritis hingga Koma, Ini Penampilan Terakhir Sang Pemimpin Korea Utara di Depan Umum 10 Hari Lalu sebelum Hilang Bak Ditelan Bumi
(Intisari/Khaerunisa)