Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Venezuela Menangkap Tentara Bayaran AS, Mengaku Berencana Tumbangkan Presiden Maduro dan Menculiknya

Seorang tentara bayaran Amerika ditangkap setelah berupaya menggulingkan Presiden Venezuela, Nicholas Maduro.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Venezuela Menangkap Tentara Bayaran AS, Mengaku Berencana Tumbangkan Presiden Maduro dan Menculiknya
The Telegraph
Venezuela Menangkap Tentara Bayaran AS, Mengaku Berencana Menculik Maduro 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang tentara bayaran Amerika ditangkap setelah berupaya menggulingkan Presiden Venezuela, Nicholas Maduro.

Dia adalah Luke Denman yang mengklaim sedang dalam misi untuk menguasai bandara utama Venezuela dan menculik presiden.

Denman juga mengatakan bahwa tindakannya adalah bagian dari komando Presiden AS, Donald Trump.

Dikutip dari The Guardian, Luke Denman adalah salah satu dari dua warga AS yang ditangkap oleh pasukan keamanan Venezuela pekan ini. 

Baca: Fakta Unik Venezuela, Negara yang Disebut Surga di Bumi oleh Christopher Columbus

Baca: Ajudan Presiden AS di Gedung Putih Terinfeksi Corona, Trump dan Pence Dinyatakan Negatif Covid-19

Pria ini ditangkap karena diduga berupaya menggulingkan Maduro dengan menyelinap ke negara Amerika Selatan itu menggunakan kapal nelayan.

Dalam sebuah pengakuan video yang disiarkan pada Rabu (6/5/2020) lalu oleh penyiaran negara bagian VTV, Denman mengatakan dia terbang ke Kolombia pada pertengahan Januari silam.

Di sana dia ditugaskan untuk melatih kelompok pejuang Venezuela di dekat Riohacha, sebuah kota berjarak 55 mil ke barat dari perbatasan Venezuela.

Berita Rekomendasi

Denman mengklaim kelompok itu berencana melakukan perjalanan ke Caracas untuk 'mengamankan' kota itu dan bandara internasional terdekat, Simón Bolívar.

Setelah itu barulah mereka akan menjatuhkan Maduro.

Sementara itu, Denman mengaku memiliki misi untuk mengamankan bandara, mengatur perimeter, dan berkomunikasi dengan menara.

Selain itu dia juga akan menerbangkan pesawat yang salah satunya akan ditumpangi Maduro untuk dibawa ke Amerika Serikat.

"Saya pikir saya membantu rakyat Venezuela mengambil kembali kendali atas negara mereka," tambah Denman.

(Ilustrasi Amerika Serikat Minta Tanggung Jawab China) Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC.
(Ilustrasi Amerika Serikat Minta Tanggung Jawab China) Presiden AS Donald Trump berbicara selama pengarahan harian tentang virus corona baru, COVID-19, di Taman Mawar Gedung Putih pada 15 April 2020, di Washington, DC. (Mandel NGAN / AFP)

Selama pengakuan Denman ini, tidak tampak pengacara yang mendampingi atau tekanan-tekanan agar dia bicara.

Denman mengatakan dia telah bekerja untuk Silvercorp, sebuah perusahaan keamanan swasta yang berbasis di Florida.

Perusahaan itu dikelola oleh Jordan Goudreau, seorang mantan tentara pasukan khusus AS.

Pada Minggu lalu, dia Jordan ini mengklaim telah meluncurkan 60 orang timnya yang melakukan serangan amfibi untuk menggulingkan Maduro dan membebaskan Venezuela.

Denman, dari Austin, Texas, ditahan bersama warga Amerika lainnya, bernama Airan Berry yang berusia 41 tahun, dan 11 lainnya.

Sementara itu delapan lainnya yang diduga teroris bayaran, terbunuh.

Saat berbicara pada Rabu (6/5/2020) ini, Maduro membahas invasi AS pada abad 21 yang gagal dilakukan di Teluk Babi, Kuba.

Presiden mengklaim para penyusup negara ini bekerja di bawah komando Trump.

"Donald Trump berada di belakang semua ini," kata pemimpin otoriter Venezuela, mengacungkan kontrak yang diduga menunjukkan bahwa misi tersebut telah ditugaskan oleh saingannya, pemimpin oposisi, Juan Guaido.

"Ini kontraknya. Berikut adalah tanda tangannya, kontrak untuk invasi Venezuela. Pelanggaran serius," kata Maduro.

Sementara itu, Juan Guaido yang namanya dibawa-bawa Maduro menolak dihubungkan dengan penyusup atau rencara kudeta di Venezuela ini.

Maduro mengklaim Trump telah mensubkontrakkan invasi ini sehingga bisa cuci tangan bila rencana tersebut gagal.

"Mereka datang ke Venezuela berpikir orang-orang akan menyambut mereka seperti semacam Rambos, dengan tepuk tangan," kata Maduro.

"Tetapi orang-orang Venezuela menangkap mereka, mengikat mereka, dan polisi harus turun tangan sehingga tidak ada tindakan kekerasan terhadap mereka," lanjutnya.

Baca: Kim Jong Un Dikabarkan Bangun Pangkalan Rahasia, Rudal Nuklirnya Berpotensi Serang Daratan AS

Baca: Sudan Tunjuk Duta Besarnya untuk Amerika Serikat, Kali Pertama dalam 20 Tahun

Maduro mengklaim sistem peradilan Venezuela akan memutuskan apakah Guaido akan ditangkap atau tidak.

Di lain pihak, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan negara akan berupaya maksimal untuk membawa dua orang Amerika yang ditangkap untuk kembali.

Tetapi dia menyangkal anggapan bahwa AS terlibat langsung dengan serangan aneh itu.

"Jika kita terlibat, itu akan berbeda," kata Pompeo kepada wartawan sesaat sebelum Denman ditayangkan di televisi pemerintah Venezuela.

"Mengenai siapa yang membiayai itu, kami tidak siap untuk membagikan informasi lebih lanjut tentang apa yang kami ketahui terjadi. Kami akan membongkar itu pada waktu yang tepat. Kami akan membagikan informasi yang masuk akal," jelas Pompeo.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo  memberikan kesaksian pada sidang Komite Luar Negeri Dewan di Capitol Hill di Washington, DC
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo memberikan kesaksian pada sidang Komite Luar Negeri Dewan di Capitol Hill di Washington, DC (Carolyn Kaster / AP Foto)

Maduro telah memerintah Venezuela sejak 2013 silam.

Di bawah rezim petahana ini, lebih dari 4,5 juta orang meninggalkan Venezuela untuk menghindari kekurangan makanan, kekerasan, dan kekacauan politik.

Dia dituduh mengetahui pelanggaran hak asasi manusia selama penumpasan terhadap lawan politik dan pada Maret lalu didakwa AS atas tuduhan perdagangan narkoba dan pencucian uang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas