Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

China Siap Beri Hukuman bagi Sejumlah Senator AS karena Bikin UU Antichina

China menegaskan, tidak akan tunduk pada tuntutan hukum dan undang-undang AS yang bertujuan menyalahkan Beijing atas krisis virus Corona.

Editor: Daryono
zoom-in China Siap Beri Hukuman bagi Sejumlah Senator AS karena Bikin UU Antichina
NICOLAS ASFOURI / AFP
Dalam gambar yang diambil pada 29 April 2020, seorang ilmuwan menunjukkan vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech, yang melakukan salah satu dari empat uji klinis yang telah disetujui di China, telah mengklaim kemajuan besar dalam penelitiannya dan hasil yang menjanjikan di antara monyet. 

TRIBUNNEWS, BEIJING - China menegaskan, tidak akan tunduk pada tuntutan hukum dan undang-undang AS yang bertujuan menyalahkan Beijing atas krisis virus Corona.

Sebaliknya, China sedang menyiapkan sanksi balasan ke senator dan para pejabat AS yang mendukung munculnya aturan yang bermaksud menyalahkan China.

Sejumlah anggota Kongres dan pejabat lainnya telah didaftar,  karena keterlibatan aktif mereka menjelek-jelekkan China atas dugaan tanggung jawabnya atas pandemic.

Kabar ini diwartakan Global Times, Rabu (14/5/2020).

Baca: Sengketa Laut Cina Selatan AS-China Memanas, Tuduhan Perihal Corona Dilancarkan AS

Tindakan menyakitkan kemungkinan akan menargetkan Senator John Hawley, seorang Republik Missouri.

Ia yang ikut menginisiasi rancangan undang-undang pertengahan April lalu, yang akan memungkinkan warga AS menuntut pemerintah China terkait Covid-19.

Rekan senatnya, Tom Cotton dari Arkansas, serta anggota Kongres Texas Dan Crenshaw, juga turut  memperkenalkan gagasan sama, dan potensial masuk daftar sanksi China.

Berita Rekomendasi

Jaksa Agung Missouri Eric Schmitt, yang menggugat Tiongkok atas nama negaranya, juga memiliki kesalahan sama terhadap Beijing.

Anggota parlemen AS yang mendorong undang-undang anti-Cina dianggap merusak hubungan bilateral untuk keuntungan politik mereka sendiri.

Hal ini dikemukakan Yuan Zheng, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok (CASS), dikutip  Global Times.

Dia berpendapat Beijing harus merespon tindakan sembrono tersebut.

Sanksi bisa jauh lebih komprehensif dari hal itu.

Menurut Global Times, seluruh negara bagian Missouri dapat dihukum atas tindakan para anggota parlemen dan pemerintahnya.

Laporan itu mencatat China adalah tujuan ekspor terbesar ketiga untuk Missouri , yang berarti ratusan miliar dolar bagi negara dapat hangus jika Beijing memilih menolak barang dan jasa negara.

Baca: Trump Ancam Bakal Putuskan Hubungan dengan China

China juga dapat mengambil langkah-langkah ekonomi besar-besaran untuk menargetkan negara yang mengancam Beijing dengan tuntutan hukum.

Dia mencatat beberapa Negara, terutama Missouri , memiliki investasi jangka panjang di China.

Washington secara sistematis telah memulai kampanye untuk menyalahkan Beijing atas krisis kesehatan global.

Undang-Undang Pertanggungjawaban Covid-19, yang diperkenalkan Senator Lindsey Graham, mengancam akan menghukum China jika gagal bekerja sama dengan AS terkait penyelidikan asal mula pandemi coronavirus.

Secara kebijakan politik luar negeri, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah berulang kali menuduh Cina menyesatkan dunia tentang virus Corona.

Tuduhan yang menurut Beijing adalah bagian dari pertunjukan badut Pompeo yang dirancang untuk membelokkan kesalahan pemerintahan AS menangani krisis.

Pemerintah China telah memprotes keras inisiatif anggota parlemen AS yang mengajukan RUU sanksi terhadap China atas pandemi Covid-19.

Protes disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Zhao Lijian, Rabu (13/5/2020).

"RUU itu, yang diperkenalkan beberapa senator AS, benar-benar mengabaikan fakta. Mereka ingin memulai penyelidikan dengan anggapan bersalah,” kata Lijian.

“Gagasan itu untuk mengalihkan tanggung jawab mereka atas kegagalan perang melawan epidemi di Tiongkok. Ini tidak mungkin. Kami menyatakan kami protes tegas, "kata Zhao jumpa pers di Beijing.

Baca: Selama Pandemi Corona, MUI Minta Masyarakat Beribadah Jangan Pakai Nafsu Tapi Ilmu

Beberapa pejabat pemerintahan Trump, termasuk Presiden, dan beberapa media besar AS secara konsisten menyalahkan China di tengah pandemi coronavirus.

Mereka menyalahkkan China ber kinerja buruk selama krisis, juga menuduh China menyembunyikan data, dan bahkan membuat virus.

China telah berulang kali menolak tuduhan AS dan sejumlah pejabat negara lain, dan menyerukan komunitas internasional berhenti mengalihkan tanggung jawab.

Mereka membuang waktu yang harus disiapkan menghadapi pandemic.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan coronavirus baru berasal dari hewan, sebelum menular ke manusia.

Sejauh ini, tidak ada bukti yang menunjukkan virus itu dibuat di laboratorium.

Tuduhan terbaru datang dari Badan Intelijen Pusat (CIA), yang informasinya justru dimunculkan media Jerman, Der Spiegel pekan lalu.

CIA yakin Presiden Xi Jinping secara pribadi berusaha menjaga dunia agar tidak mengetahui penularan virus dari manusia ke manusia.

CIA yang lagi-lagi-lagi tidak menyertakan bukti, mengklaim China telah mencoba untuk menghentikan WHO agar tidak mengeluarkan peringatan global tentang virus korona.

Klaim itu dikutip situs majalah ternama Newsweek.

Meskipun laporan CIA belum dipublikasikan, isinya dikonfirmasi media yang memuatnya ke pejabat intelijen. 

Wartawan Der Spiegel mendapatkan informasi itu dari sumber mereka di intelijen luar negeri Jerman.(Tribunnews.com/ GlobalTimes/Sputniknews/Setya KS)  

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas