Raja Judi Dunia, Stanley Ho Meninggal Dunia Pada Usia 98 Tahun
Raja Judi dunia Stanley Ho meninggal dunia, pada Selasa (26/5/2020) pagi waktu setempat.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MAKAU -- Raja judi dunia Stanley Ho meninggal dunia, pada Selasa (26/5/2020) pagi waktu setempat.
Pemilik kerajaan kasino terbesar di Makau itu meninggal pada usia 98 tahun.
"Ho wafat pada pukul 13.00 di Rumah Sakit dan Sanatorium Hong Kong," demikian menurut Pansy Ho Chiu-King, anak sulung dari pernikahan kedua Ho, seperti dilansir South China Morning Post, Selasa (26/5/2020).
"Ayah akan tetap tinggal di hati manusia selamanya dan keluarga kami akan terus [berkontribusi] untuk masyarakat."
South China Morning Post melaporkan, Ho meninggalkan 15 dari 17 anak dari tiga isternya.
Namun Bloomberg menyebut Ho meninggalkan 17 anak dari empat isterinya.
Miliarder pemilik kerajaan judi terbesar di Asia ini lahir pada 25 November 1921 lalu.
Ho lahir dari keluarga keturunan China di Hong Kong dan Eropa.
Baca: Oknum Polisi yang Ngamuk Ditegur Polisi Tidak Pakai Masker, Dimutasi
Keadaan keluarganya memburuk selama Perang Dunia II, ketika Jepang menginvasi koloni Inggris.
Pada usia 21 tahun, ia melarikan diri ke Makau dan memulai berdagang segala sesuatu.
Ho dikenal sebagai sosok yang mengubah Makau menjadi pengganti Las Vegas sebagai pusat judi dunia.
Ho membangun kerajaan bisnisnya dari nol di bekas koloni Portugis pada 1961.
Kini ia memiliki SJM Holdings yang memimpin bisnis judi yang palig menguntungkan di dunia.
SJM mengontrol 20 kasino di sebuah pulau berukuran sekitar 10 mil persegi.
Baca: Survei: 57,3 Persen Responden Puas Kerja Pemprov Tangani Corona
Bisnis Ho terus berkembang seiring perkembangan Makau menjadi "Las Vegas Asia" dengan menghasilkan keuntungan besar dari bisnis kasino yang legal.
Ketika kekayaannya tumbuh besar, ia mengembangkan sayap di Hong Kong dan Korea Utara.
Ho telah pensiun sekitar pertengahan 2018 lalu. Daisy Ho, putrinya, menjadi Ketua dan Direktur Eksekutif.
Angela Leong, pemegang saham kedua SJM yang disebut Ho sebagai istri keempatnya, menjadi Co-Chair bersama dengan Direktur Eksekutif lainnya.
Namun, suksesi membawa pada perseteruan di tengah keluarga, karena saling berebutan harta kekayaan.
Ho harus kembali turun tangan untuk melakukan restrukturisasi bisnisnya.(Bloomberg/South China Morning Post)