Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Italia dan Belgia Bergabung dengan Prancis Tolak Hydroxychloroquine untuk Perawatan Covid-19

Prancis telah mencabut keputusannya yang mengesahkan resep obat anti-malaria ini untuk pasien corona

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Italia dan Belgia Bergabung dengan Prancis Tolak Hydroxychloroquine untuk Perawatan Covid-19
GEORGE FREY / AFP
Sebotol dan pil Hydroxychloroquine di meja di Rock Canyon Pharmacy di Provo, Utah, pada 20 Mei 2020. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada 18 Mei bahwa dia telah menggunakan hydroxychloroquine selama hampir dua minggu sebagai tindakan pencegahan terhadap COVID-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM - Italia dan Belgia telah bergabung dengan Prancis dalam upaya pelarangan penggunaan Hydroxychloroquine untuk merawat pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19).

Langkah ini diambil saat pertanyaan mengenai kebijakan terkait keamanan penggunaan obat kontroversial ini terus meningkat.

Pada hari Rabu kemarin, Prancis telah mencabut keputusannya yang mengesahkan resep obat anti-malaria ini untuk pasien corona.

Ini dilakukan setelah badan penasihat kesehatan pemerintah negara itu mengeluarkan keputusan.

Baca: Klasemen & Top Skor Bundesliga Pekan 28, Bayern Munchen Kokoh di Puncak, Lewandowski Tak Tergoyahkan

Baca: Kapan Waktu yang Tepat Melafalkan Niat Puasa Syawal 1441 H? Beda dengan Niat Puasa Ramadhan

Baca: New Normal Dikritik: Roy Suryo Minta Tempat Ibadah Didahulukan, Fadli Zon Soroti Pembukaan Mall

Sementara itu, saat ini badan kesehatan Belgia turut ambil sikap dan telah memperingatkan warganya agar tidak menggunakan obat tersebut tanpa uji klinis terdaftar.

Bahkan uji klinisnya pun hingga kini masih berlangsung.

Berita Rekomendasi

Selanjutnya, Otoritas kesehatan Italia juga menyimpulkan, hanya sedikit bukti yang mendukung efektivitas penggunaan Hydroxychloroquine untuk Covid-19.

Ini mengindikasikan bahwa obat tersebut harus dilarang penggunaannya di luar uji klinis.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (28/5/2020), Badan Obat Italia (AIFA) juga mengutip bukti klinis baru terkait penggunaan obat yang menunjukkan adanya peningkatan risiko untuk reaksi yang merugikan, bahkan tidak memberikan manfaat sedikitpun.

"Kami menunggu untuk mendapatkan lebih banyak bukti kuat dari uji klinis yang sedang berlangsung, baik di Italia dan di negara-negara lain di dunia. Keputusan itu dibuat untuk menangguhkan otorisasi terkait penggunaan obat ini, baik di rumah sakit maupun di rumah," kata AIFA.

Perlu diketahui, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet tidak dapat mengkonfirmasi manfaat dari penggunaan obat ini sebagai bagian dari pengobatan terhadap corona.

Bahkan ada temuan bahwa mengkonsumsi obat itu sebenarnya bisa meningkatkan risiko kematian bagi pasien corona yang dirawat di rumah sakit.

Regulator farmasi Inggris juga mengatakan pada Rabu kemarin, bahwa uji coba Hydroxychloroquine oleh Universitas Oxford telah dihentikan kurang dari seminggu setelah penelitian.

Hal itu dipicu masalah keamanan dari penggunaan obat ini terhadap pasien corona.

Sedangkan uji coba lain dari obat anti-malaria ini untuk pengobatan corona, saat ini masih tengah dikaji ulang.

Sebelumnya, obat ini menjadi pengobatan kontroversial yang digaungkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai obat ampuh yang potensial bagi pasien corona.

Trump bahkan mengatakan pada bulan ini bahwa ia menggunakan obat tersebut sebagai bagian dari 'tindakan pencegahan' terhadap infeksi virus corona.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas