Rusuh di Amerika Serikat: Jam Malam di Sejumlah Kota Diperpanjang, Tentara Garda Nasional Diturunkan
Banyak tentara penjaga nasional dikerahkan, seiring langkah AS yang tengah bersiap untuk menghadapi kerusuhan lebih lanjut
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Rusuh di Amerika Serikat: Jam Malam di Sejumlah Kota Diperpanjang, Tentara Garda Nasional Diturunkan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kerusuhan-di-amerika-serikat-akibat-tewasnya-george-floyd-3.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Gelombang demonstrasi hingga kerusuhan di Amerika Serikat belum mereda.
Diketahui, pemicu dari aksi terebut yakni tewasnya warga negara Afrika-Amerika, George Floyd akibat ditindih petugas polisi dengan lutut selama beberapa menit.
Baca: Pengacara Sebut Kematian George Floyd Pembunuhan Berencana
Kerusuhan yang tadinya terjadi di Minneapolis, Minnesota meluas sampai ke sejumlah negara bagian di Amerika Serikat.
Bahkan, Gedung Putih sempat diterobos para demonstran.
Melansir Kontan.co.id, gelombang kerusuhan tersebut membuat belasan kota besar di seluruh Amerika Serikat memperpanjang jam malam hingga Minggu (31/5/2020) malam.
Banyak tentara penjaga nasional dikerahkan, seiring langkah AS yang tengah bersiap untuk menghadapi kerusuhan lebih lanjut setelah terjadi ledakan bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.
Melansir South China Morning Post, konfrontasi antara pengunjuk rasa dan polisi dan penjarahan terus berlangsung.
Para pemimpin daerah mengimbau warga agar melakukan aksi protes yang konstruktif terkait kemarahan mereka atas kematian seorang pria kulit hitam yang tidak bersenjata.
Di kota-kota besar seperti Washington, Los Angeles, Houston dan Minneapolis, yang telah menjadi pusat kerusuhan, pemberlakuan jam malam pun diperpanjang.
Aksi protes yang paling mendapat perhatian penuh adalah aksi yang terjadi di luar ibukota negara bagian tepatnya di kota kembar St Paul, Minneapolis.
Di wilayah ini, ribuan orang berkumpul sebelum akhirnya berbaris di jalan raya.
"Kami memiliki putra hitam, saudara hitam, teman kulit hitam, kami tidak ingin mereka mati. Kami lelah dengan kejadian ini, generasi ini tidak memilikinya, kami lelah penindasan,” kata Muna Abdi, seorang wanita kulit hitam berusia 31 tahun yang bergabung dalam aksi protes, kepada South China Morning Post.
"Saya ingin memastikan dia tetap hidup," tambahnya yang mengacu pada putranya yang berusia tiga tahun.
Ratusan polisi dan pasukan Garda Nasional dikerahkan menjelang aksi protes.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.