China Menyindir: AS Terapkan Standar Ganda Hadapi Demonstran di Negaranya dan di Hong Kong
China menyoroti masalah rasisme dan kekerasan polisi AS atas warga kulit hitam yang merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Pemerintah China menyindir Amerika Serikat (AS) yang dinilai menggunakan standar ganda dalam menghapi unjuk rasa di negerinya dan mendukung demonstran Hong Kong.
China menyoroti masalah rasisme dan kekerasan polisi AS atas warga kulit hitam yang merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Sebagaimana diketahui gelombang unjuk rasa warga AS yang menentang rasisme atas kematian warga kulit hitam George Floyd telah menyebar ke hampir seluruh negara bagian.
"Nyawa orang kulit hitam juga adalah nyawa. Hak asasi manusia mereka juga harus dijamin," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian kepada wartawan di Beijing, Senin (1/6/2020), mengacu kepada kematian Floyd di tangan seorang polisi kulit putih di Minneapolis.
Baca: Antisipasi Rusuh di AS Meluas, Secret Services Sempat Sembunyikan Donald Trump di Bunker
"Rasisme terhadap etnis minoritas di Amerika Serikat adalah penyakit kronis masyarakat Amerika," tambah Zhao.
"Situasi saat ini mencerminkan sekali lagi tingkat keparahan masalah rasisme dan kekerasan polisi di Amerika Serikat," sindirnya.
Baca: Penjelasan Pria Pemilik Tato Bergambar Peta Indonesia dalam Demo Rusuh di AS
Diplomat China dan media nasional memanfaatkan kerusuhan yang dipicu kematian George Floyd untuk menuduh AS munafik dan membandingkan demonstran Amerika dengan demonstran di Hong Kong.
Beijing telah lama marah atas kritik dari Negara-negara Barat, terutama Amerika, atas penanganan aksi unjuk rasa yang mengguncang Hong Kong tahun lalu.
Zhao mengatakan cara pemerintah AS menanggapi para demonstran di negaranya sendiri menjadi "contoh textbook dari standar ganda yang terkenal di dunia."
"Mengapa AS menyebut elemen kemerdekaan Hong Kong dan kekerasan hitam sebagai pahlawan dan aktivis, sementara menyebut warganya sendiri yang memprotes rasisme sebagai 'perusuh '?" Zhao bertanya.
Baca: Acara Pesta Ulang Tahun Berujung Petaka, 40 Orang Keracunan Massal Nasi Kuning Lauk Telur Itik
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying juga membidik di Washington.
"Saya tidak bisa bernapas, " katanya sembari menunjukkan screenshot dari cuitan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus yang telah mengkritik kebijakan China di Hong Kong.
Baca: Pria Ini Ditangkap Usai Cabuli Anak di Bawah Umur, Modusnya Ancam Umumkan Utang Korban di Medsos
Hua sedang mengutip kata Floyd terdengar berulang kali sebelum akhirnya menghembuskan nafasnya-setelah seorang aggota polisi menekan lututnya di leher warga kulit hitam itu selama hampir sembilan menit. (AFP)