Pria Kulit Hitam Tewas Tertembak saat Demo Bela George Floyd, Dikenal Baik dan Sering Bagi Makanan
Pria kulit hitam bernama David McAtee (53) tewas tertembak dalam demo membela George Floyd, di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Minggu
Penulis: Ifa Nabila
Editor: Sri Juliati
"Anakku adalah orang yang baik. Semua yang dia lakukan di warung barbekyunya adalah untuk membiayai hidupnya dan keluarganya."
Baca: Terrence Floyd Minta Para Pengunjuk Rasa Berhenti Menjarah: Tak Akan Bawa George Floyd Kembali
Baca: Pensiunan Polisi Tewas Ditembak Penjarah saat Demo Bela George Floyd, Terekam dalam Facebook Live
"Dan kini mereka (aparat) datang dan membunuh putraku," imbuhnya.
Tak hanya dikenal di kalangan warga saja, McAtee juga dikenal baik oleh Presiden Dewan Metro David James.
James menyebut McAtee sangat peduli terhadap warga sekitar.
"Dia adalah orang yang baik hati," ujar James.
"Dia percaya kepada lingkungannya. Dia cinta kotanya, cinta warganya, cinta memasak, senang membuat orang lain bahagia dengan humornya. Dia orang yang hebat," ucap James.
Jenazah McAtee Dibiarkan di Jalan 12 Jam
Dikutip Tribunnews.com dari theintercept.com, McAtee disebut terbunuh oleh aparat keamanan dalam demo yang ricuh.
Pada Senin (1/6/2020) malam, jenazah McAtee masih tergeletak di jalan, sehingga sudah lebih dari 12 jam ia dibiarkan saja.
Ia menjadi korban tewas ketika aparat kepolisian dan Garda Nasional menembaki demonstran yang berkumpul di sebuah tempat parkir.
Para pendemo menyebut pihak mereka tidak sedang ricuh ketika polisi tiba di tempat demo.
Sementara pihak kepolisian mengklaim mereka hanya membalas tembakan dari para demonstran.
Gubernur Kentucky, Andy Beshear menyebut belum bisa dipastikan McAtee tertembak oleh polisi Lousville atau Garda Nasional.
Wali Kota Louisville Greg Fischer menyebut pihak polisi belum mengaktifkan kamera tubuh dalam kericuhan itu sehingga sulit dilacak.