Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Demonstran Bela Floyd di London: Tidak Ada Keadilan, Tidak Ada Perdamaian

Ribuan orang di London, Inggris kembali menggelar aksi solidaritas atas kematian warga kulit hitam Amerika Serikat

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ribuan Demonstran Bela Floyd di London: Tidak Ada Keadilan, Tidak Ada Perdamaian
Ilyas Tayfun Salci / ANADOLU AGENCY / Anadolu Agency via AFP
Orang-orang berkumpul dalam aksi protes atas kematian George Floyd, di Trafalgar Square pada 31 Mei 2020 di London, Inggris. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, LONDON--Ribuan orang di London, Inggris kembali menggelar aksi solidaritas atas kematian warga kulit hitam Amerika Serikat (AS) George Floyd, pada Rabu (3/6/2020).

Mereka meneriakkan, "tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian."

Ribuan demonstran berkumpul di pusat kota London pada Rabu (3/6/2020) untuk memprotes rasisme setelah kematian George Floyd di Minneapolis, 25 Mei lalu.

Banyak demonstran mengenakan masker wajah dan berpakaian merah.

Beberapa spanduk bertuliskan slogan seperti: "rasisme adalah isu global " dan "jika Anda tidak marah, Anda tidak punya perhatian."

Baca: Work From Home Ala Gelandang Persib: Latihan Pakai Perabotan Rumah

Baca: Ingin Bermain di Indonesia, Kiper dari Eropa Ini Beri Kode ke Persib Bandung?

Baca: Gading Marten Jajal Performa Mobil Listrik Merek Tesla Seharga Rp 4,4 Miliar Milik Raffi Ahmad

Pengunjuk rasa mengelu-elukan nama "George Floyd " dan menyerukan "Peduli hidup warga kulit hitam".

Berita Rekomendasi

"Kami datang ke sini bersama teman kami untuk membunyikan alarm, untuk membongkar sistem supremasi," kata kordinator aksi, Koromah.

"Saya tidak ingin mulai menangis," katanya tentang situasi di Amerika Serikat.

"Itu hanya akan membuat darah saya mendidih," ucapnya.

Floyd meninggal setelah seorang polisi kulit putih menindih lehernya dengan lutut selama hampir sembilan menit di Minneapolis pada 25 Mei.

Kematiannya telah memicu kemarahan masyarakat di Amerika Serikat dan dunia atas diskriminasi ras dalam sistem peradilan pidana AS dan menimbulkan pertanyaan tentang rasisme di seluruh dunia.

Di Amerika Serikat, ada sebagian besar aksi damai untuk mendukung Floyd masih berlanjut, meskipun ada beberapa orang telah melakukan vandalisme, pembakaran dan penjarahan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari Rabu (3/6/2020), kehidupan warga kulit hitam penting.

Karena itu ia mendukung hak untuk melakukan aksi protes dengan cara yang sah dan tetap menjaga jarak di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

"Tentu saja, kehidupan warga kulit hitam penting dan saya benar-benar memahami kemarahan, kesedihan yang dirasakan, tidak hanya di Amerika tetapi di seluruh dunia dan di negara kami juga," katanya.

Sebelumnya pada Minggu (31/5/2020), ratusan orang berunjuk rasa di London dan Berlin sebagai solidaritas kematian George Floyd, yang terekam di video terengah-engah saat polisi kulit putih menekan lehernya dengan lutut di Minneapolis.

Para pengunjuk rasa berlutut di Alun-alun Trafalgar, di pusat Kota London, dengan meneriakkan "Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian".

Mereka lantas bergerak melewati Gedung Parlemen dan mengakhiri aksinya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat. (Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas