Pasca-Kematian George Floyd, Barack Obama Beri Pesan pada Pemuda Kulit Hitam: Hidup Kalian Penting
Barack Obama memberikan pesan pada pemuda kulit hitam dalam pidatonya setelah kematian George Floyd.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, meminta para pemuda Afrika-Amerika untuk tetap berharap kehidupan lebih baik meski diliputi kemarahan.
Hal ini disampaikan Obama pada Rabu (3/6/2020) waktu setempat, dalam ucapan terima kasihnya pada pengunjuk rasa di jalanan Amerika Serikat setelah kematian George Floyd.
Dikutip Tribunnews dari CNN, Barack Obama mengatakan ia merasa perubahan akan datang.
Dalam pidatonya, Obama menghibur para pengunjuk rasa melalui acara online dan mendesak mereka untuk tetap melakukannya.
"Aku cukup tahu tentang sejarah untuk berkata ada sesuatu yang berbeda di sini," kata Barack Obama merujuk pada protes yang berlangsung di era 1960an.
Baca: Ramai Kasus George Floyd, BTS Dukung #BlackLiveMatters: Kita Semua Punya Hak untuk Dihormati
Baca: Mantan Pasangan George Floyd: Pelaku Akan Kembali ke Keluarga Mereka, tapi Anakku Kehilangan Ayahnya
"Anda melihat protes-protes itu, dan itu adalah bagian yang jauh lebih representatif dari Amerika di jalanan."
"Memprotes secara damai, yang merasa tergerak untuk melakukan sesuatu karena ketidakadilan yang mereka lihat. Itu tidak ada di masa lalu Amerika," imbuhnya.
Pidato Obama pada Rabu, bukan pertama kalinya ia membicarakan kematian George Floyd dan protes yang sedang berlangsung.
Ia pernah membahas kedua hal tersebut melalui platform media sosialnya.
Meski meminta pengunjuk rasa terus berjalan, Barack Obama mengatakan aksi tersebut tidaklah cukup.
Ia mendesak para pengunjuk rasa untuk memberikan pilihan mereka pada November 2020 mendatang.
Di akhir pidatonya, Obama memberikan pesan terselubung pada masyarakat Amerika Serikat yang mengkritik atau khawatir atas aksi unjuk rasa kematian George Floyd.
"Dan bagi mereka yang berbicara tentang protes, ingat saja, negara ini didirikan karena adanya protes. Itu disebut Revolusi Amerika," ujarnya.
"Dalam setiap langkah kemajuan di negara ini, setiap perluasan kebebasan, setiap ekspresi cita-cita terdalam kita, telah dimenangkan melalui upaya yang membuat status quo tidak nyaman."