Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demo Anti-Rasisme untuk George FLoyd di Perancis Dibubarkan Paksa

Sebagian besar demonstran adalah anak muda yang berjalan ke pusat kota. Mereka juga menyerukan "Keadilan untuk Adama."

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Demo Anti-Rasisme untuk George FLoyd di Perancis Dibubarkan Paksa
AFP/Seth Herald
Foto ilustrasi: Polisi Detroit menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Seth Herald 

TRIBUNNEWS.COM, LILLE - Polisi Perancis menembakkan gas air mata untuk membubarkan sekitar 2.000 demonstran di kota Utara Lille pada Kamis (4/6/2020) waktu setempat.

Para demonsran meyuarakan protes atas kematian warga kulit hitam Amerika Serikat (AS) dalam tahanan polisi, pada 25 Mei lalu.

"Tidak ada keadilan, tidak ada damai," demikian seruan ribuan demonsran.

Ribuan demonstran ini bergabung dengan aksi-aksi yang sama di seluruh Amerika Serikat setelah kematian George Floyd yang tidak bersenjata di tangan polisi.

Baca: Kapan Gerhana Bulan Penumbra Terjadi? Berikut Ini Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Baca: Sama dengan George Floyd, Siapa Adama Traore? Korban Kekerasan Polisi yang Sebabkan Prancis Rusuh

Para peserta pawai juga mengacungkan plakat, berbahasa Inggris bertuliskan, "kehidupan warga kulit penting," "Saya tidak bisa bernapas," dan "Hentikan kekerasan polisi."

Sebagian besar demonstran adalah anak muda yang berjalan ke pusat kota. Mereka juga menyerukan "Keadilan untuk Adama."

Adama Traore adalah seorang pria kulit hitam muda yang tewas dalam tahanan polisi Perancis pada 2016.

Berita Rekomendasi

Pada Kamis (4/6/2020), polisi di Lille menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Meskipun demikian para demonstran masih tetap bertahan hingga malam tiba.

"Hari ini orang merasa distigmatisasi, dikucilkan oleh Republik dan rakyat ini... menuntut untuk semuanya diintegrasikan, diakui, diperlakukan sama seperti orang lain," tegas salah satu orator berusia 32 tahun, Sofian Betrancourt, kepada AFP.

"Pertanyaan tentang tindak kekerasan polisi telah ada bertahun-tahun, tetapi pada saat yang sama ketidaksetaraan ini ditampilkan secara global," jelasnya. (AFP/Channel News Asia)

Upacara kematian Floyd

Suasana haru selimuti upacara peringatan kematian George Floyd yang digelar di Minneapolis, AS, Kamis (04/06). Ratusan pelayat hadir memberikan penghormatan untuk Floyd.

Pemimpin hak-hak sipil Al Sharpton pun bersumpah bahwa aksi unjuk rasa oleh warga akan terus berlanjut sampai “kita mengubah seluruh sistem peradilan,” katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas