Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusuh di AS: Lebih dari 10.000 Orang Ditangkap saat Protes Pembunuhan George Floyd

Kerusuhan di AS setelah kematian pria kulit hitam di Minnesota masih berlanjut. Lebih dari 10.000 orang telah ditangkap dalam protes tersebut.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Rusuh di AS: Lebih dari 10.000 Orang Ditangkap saat Protes Pembunuhan George Floyd
AFP/Seth Herald
Sejumlah demonstran melakukan aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd, di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020) waktu setempat. Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa dan kerusuhan di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat. AFP/Seth Herald 

TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan di AS setelah kematian pria kulit hitam di Minnesota masih berlanjut.

Dikutip dari Al Jazeera, lebih dari 10.000 orang telah ditangkap dalam protes tersebut.

Sebagaiamana diketahui, kematian George Floyd, pria tak bersenjata yang tewas di tangan polisi mengguncang AS, protes di berbagai wilayah meletus.

Setelah kematian George Floyd, empat petugas polisi Minneapolis, Minnesota yang terlibat dalam kematian Floyd telah didakwa.

Mereka yakni, Derek Chauvin, yang menindih leher George Floyd dengan lututnya, didakwa dengan pembunuhan tingkat dua.

Baca: Ceraikan Derek Chauvin, Kellie Chauvin Tak Akan Tuntut Bantuan Finansial Apapun

Baca: Bintang Film Dewasa Ngaku Sempat Diturunkan dari Pesawat setelah Pidato soal George Floyd

Derek Chauvin juga mengahadapi tuduhan percobaan pembunuhan tingkat dua.

Tiga anggota polisi lainnya juga dituduh membantu dan bersekongkol dengan pembunuhan dan percobaan pembunuhan tingkat dua.

Dari kiri, Derek Chauvin, J Alexander Kueng, Thomas Lane, dan Tou Thao. Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua atas George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah ditahan olehnya dan petugas kepolisian Minneapolis lainnya pada 25 Mei. Ada pun Kueng, Lane, dan Thao dituduh membantu dan bersekongkol dengan Chauvin.
Dari kiri, Derek Chauvin, J Alexander Kueng, Thomas Lane, dan Tou Thao. Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua atas George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah ditahan olehnya dan petugas kepolisian Minneapolis lainnya pada 25 Mei. Ada pun Kueng, Lane, dan Thao dituduh membantu dan bersekongkol dengan Chauvin. (AP/Hennepin County Sheriffs Office via Kompas.com)
Berita Rekomendasi

Terkait kerusuhan yang terjadi di AS, Presiden Donald Trumo ditegur mantan Menteri Pertahannya, James Mattis.

James Mattis mengatakan, dia sedang mencoba menabur perpecahan.

Secara terpisah, Kepala Pertahanan Trump saat ini, Mark Esper, mengatakan, ia menentang ancaman Trump untuk mengirim militer guna memadamkan kerusuhan tersebut.

Baca: Kerusuhan Terjadi di AS Akibat Kematian George Floyd, Ini Reaksi Berbagai Negara Dunia

Baca: Apple Store Dijarah Oknum Demonstran Kasus George Floyd, Apple Lakukan Balas Dendam Cerdik

Di tempat lain, beberapa kota besar mengurangi atau memberlakukan jam malam selama beberapa hari terakhir.

Ketika protes kematian George Floyd berlanjut, polisi dengan pakaian anti huru-hara 'menyerang' kerumunan, sekira 1.000 pengunjuk rasa yang menentang jam malam lokal di New York Brooklyn.

Meski pun secara damai, para demonstran dan wartawan dipukuli saat mereka bergegas mencari perlindungan di tengah hujan lebat.

Meghan Markel Sesalkan Anak-anak Harus Tumbuh di Dunia yang Masih Ada Rasisme

Meghan Markle
Meghan Markle (via Daily Mail)
Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas