TRIBUNNEWS.COM - Indonesia mulai melonggarkan pembatasan sosial dan bersiap memulai kembali gerak perekonomian, setelah terpukul pandemi virus corona.

Lebih dari dua bulan ditutup, toko ritel, restoran, dan perkantoran di Ibu Kota DKI Jakarta mulai dibuka.

Kebijakan ini pun menjadi sorotan media asing, satu di antaranya yakni media AS, Bloomberg.

Lebih lanjut, Bloomberg mewartakan, jumlah pengunjung yang makan di restoran dan toko ritel dibatasi pemerintah Indonesia.

Baca: PSBB Ambon Mulai Hari Ini, Waktu Operasional Angkot 05.30-21.00 WIT Maksimal 6 Penumpang

Baca: Aturan Ganjil Genap Kendaraan Pribadi di Jakarta pada PSBB Transisi Dinilai Tak Perlu Ada

Pengunjung yang dapat mengakses tempat-tempat tersebut hanya 50 persen dari kapasitas biasanya.

Aktivitas ini pun diawasi oleh protokol kesehatan baru yang diungkapkan pemerintahan DKI Jakarta pekan lalu.

Selain toko ritel dan restoran, layanan moda transportasi umum juga dipulihkan ke periode pra-pandemi, meski pun kapasitasnya berkurang.

Layanan ojek online di Jakarta, Go-Jek dan Grab juga mulai diizinkan beroperasi pada Senin ini.

Jakarta Beralih ke Fase Transisi

Masih diberitakan Bloomberg, Jakarta yang disebut sebagai pusat penyebaran virus corona di Indonesia, telah beralih ke fase transisi selama satu bulan.

Dari penutupan sebagian wilayah pada minggu lalu, kini mengizinkan tempat-tempat ibadah dibuka kembali.

Terkait hal ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan angkat bicara.

Baca: Anies Soroti Tantangan di Halte Bus Transit Saat PSBB Transisi

Baca: Anies Baswedan: Selama Belum Ada Kepgub, maka Tidak Ada Ganjil Genap

Dia mengatakan, kota yang dihuni 11 juta penduduk itu juga melaporkan tingkat infeksi di bawah ambang batas dan dianggap aman untuk melanjutkan kegiatan secara terbatas.

Sebagai catatan, langkah untuk mengurangi pembatasan di Jakarta ini mengikuti langkah serupa di lebih 100 kota yang dicap sebagai zona hijau.