Seorang Kakek Jatuh Didorong Polisi saat Demo, Donald Trump: Cuma Settingan
Presiden AS Donald Trump menyatakan, video pria 75 tahun yang didorong polisi hingga kepalanya berdarah adalah settingan.
Editor: Malvyandie Haryadi
![Seorang Kakek Jatuh Didorong Polisi saat Demo, Donald Trump: Cuma Settingan](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/video-lansia-kulit-putih-pendukung-george-floyd-polisi-kepala-berdarah.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Presiden AS Donald Trump menyatakan, video pria 75 tahun yang didorong polisi hingga kepalanya berdarah adalah settingan.
Dalam kicauannya di Twitter, presiden 73 tahun itu menyatakan Martin Gugino, kakek yang didorong polisi Buffalo, New York, adalah anggota Antifa.
Trump menuding pria 75 tahun itu berusaha memindai komunikasi kepolisian dan mengacaukannya, sebelum kemudian dia didorong dan jatuh.
"Saya melihat. Dia jatuh lebih keras dari biasanya. Dia jelas-jelas ingin memindai. Mungkinkan itu settingan?" tanya sang presiden.
Baca: Viral Pidato Perempuan Papua Saat Demo Kematian George Floyd di Amerika Serikat, Teteskan Air Mata
Dilansir AFP Selasa (9/6/2020), tidak jelas apa yang dimaksud oleh suami Melania itu dengan menyatakan Gugino berusaha "melumpuhkan peralatan".
Namun, dia mengutip laporan dari OANN, kanal televisi sayap kanan yang mengupas teori konspirasi dan menjadi favorit di Gedung Putih.
Baca: Trump Bela Polisi di Tengah Gencarnya Desakan Bubarkan Kepolisian
Dalam tayangannya, OANN mempromosikan teori bahwa Gugino merupakan anggota Antifa, dan diklaim berusaha memindai komunikasi penegak hukum.
Namun, video itu hanya menunjukkan korban memegang ponsel di tangan kanan.
Aplikasi pemindai polisi, yang bisa memperdengarkan radio polisi, legal di AS.
Didorong hingga kepalanya menghantam tanah, Gugino kini masih menjalani perawatan di mana meski kondisinya stabil, lukanya serius.
Adapun si polisi, Aaron Torgalski (39) dan Robert McCabe (32) dijadikan tersangka dan dijerat melakukan penyerangan tingkat dua.
Adapun sebelum dijadikan tersangka, 57 rekannya yang tergabung dalam Unit Respons Kepolisian Buffalo kompak mengundurkan diri sebagai bentuk dukungan.
Adapun Antifa, kepanjangan dari Anti-fasis, merupakan organisasi yang diancam Trump bakal dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris.
Calon penantangnya di Pilpres AS 2020, Joe Biden, langsung menyikapi dengan menyindir bahwa ayahnya dulu pernah mengatakan tak ada dosa yang lebih besar selain penyalahgunaan kekuasaan.