Viral, Kereta Emas Belanda Bergambar Perbudakan di Indonesia, Begini Penjelasannya
Gouden Koets diketahui merupakan kereta emas hadiah dari penduduk Amsterdam untuk Ratu Wilhelmina yang naik takhta pada 1898
Editor: Sanusi
Perempuan yang duduk di tengah lukisan melambangkan Belanda. Di depannya ada tumpukan hasil panen, seperti kepala kerbau, pisang, tebu, dan hantaran lainnya.
Ia dikelilingi budak Afrika yang melambangkan koloni Barat, dan budak Indonesia yang mencerminkan koloni di Timur. Ada juga budak dari pejabat lokal di Jawa.
Konon, panel Hulde der Kolonieen terinspirasi dari lukisan Charles Rochussen pada 1852.
Perdebatan di Belanda
Panel gambar di kereta emas ini memicu perdebatan lantaran sejumlah orang menganggapnya sebagai kebanggaan era kolonial.
Kebetulan, isu penindasan juga sedang marak dibicarakan usai kasus kematian George Floyd di Amerika Serikat (AS).
Lorraine menyebutkan, ada satu akun Twitter dari AS yang pertama kali mengunggah foto Gouden Koets sehingga pembahasannya mencuat lagi.
Bahkan, perdebatan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi sudah ada di Belanda sejak 2011.
Dalam lanjutan obrolannya dengan Kompas.com, Lorraine mengungkapkan, ada satu anggota parlemen Belanda dan didukung oleh satu sejarawan yang mengusulkan agar panel ini dibongkar.
"Akhirnya diskusi ini berlangsung sampai sekarang," lanjut wanita yang tinggal di Belanda sejak 1995 ini.
Lorraine juga menginformasikan, perdebatan tentang panel lukisan kereta emas ini di Belanda justru tentang sejarah perbudakan.
"Slavernij panel bahasannya, artinya panel perbudakan."
Gouden Koets sejak dua tahun lalu masih direstorasi sampai sekarang, dan Lorraine memperkirakan bakal selesai tahun depan.
Selama restorasi itu, Raja Willem-Alexander dan istrinya, Maxima, menaiki Glazen Koets (kereta kaca).