Pasukan Khusus Turki Masuki Irak Utara, Gelar Operasi Militer Lawan Milisi Kurdi
Turki mengerahkan Pasukan Khusus di Irak utara, Rabu (17/6/2020) dalam operasi melawan militan Kurdi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Turki mengerahkan Pasukan Khusus di Irak utara, Rabu (17/6/2020) dalam operasi melawan militan Kurdi, yang mendapat dukungan pasukan udara dan artileri saat konflik terus meningkat.
Lebih dari 150 sasaran Kurdi di wilauah Haftanin, Irak utara, sekira 16 kilometer dari perbatasan Turki menjadi sasaran pesawat-pesawat tempur.
Kementerian Pertahanan Turki mengungkapkan , ini merupakan operasi kedua yang diluncurkan terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dalam beberapa hari terakhir.
"Komandan Kepahlawanan kami ada di Haftanin," ungkap Kementerian Pertahanan, yang menjuluki operasi baru itu dengan 'Claw Tiger'.
Baca: Satu Lagi Pemain Indonesia Dilirik Agen dari Eropa, Nurhidayat: Dari Turki
Baca: 177 WNI dari Turki Tiba di Indonesia Lewat Repatriasi Mandiri
Dikutip Tribunnews dari Al Jazeera, Kementerian Pertahanan membenarkan, pihaknya melancarkan operasi tersebut karena baru-baru ini ada peningkatan serangan di kantor polisi dan pangkalan militer di dekat perbatasan Irak.
Sementara itu, terkait operasi ini, tidak ada reaksi langsung dari PKK atau Baghdad dan wilayah semi-otonom Kurdi Irak utara.
Baca: TERBARU Roket Hantam Kedutaan Besar AS di Zona Hijau Baghdad
Baca: Roket Serang Zona Hijau Baghdad, Serangan Ke-4 dalam Satu Minggu
Kemungkinan akan Meningkatkan Gesekan antara Ankara dan Baghdad
Lebih jauh, langkah ini kemungkinan akan meningkatkan gesekan antara Ankara dan Baghdad.
Pada Selasa (16/6/2020) kemarin, Duta Besar Turki dipanggil, pihak Kurdi memprotes serangan udara yang terjadi pekan ini.
"Untuk menetralkan PKK dan elemen-elemen militan lainnya, yang mengancam rakyat kita, dan perbatasan kita, angkatan udara kita, bersama dengan peralatan pendukung, helikopter, dan pasukan komando kita, didukung oleh drone bersenjata dan tidak bersenjata, telah dimobilisasi ke wilayah itu dengan operasi udara," ungkap Kementerian Pertahanan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)