Ini 10 Negara yang Diprediksi Perekonomiannya Terparah Tahun Ini, Bagaimana dengan Indonesia?
Inilah negara yang dengan pertumbuhan ekonomi paling parah tahun ini versi Dana Moneter Internasional (IMF).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan sepuluh negara ini akan mengalami pertumbuhan ekonomi terburuk sepanjang tahun ini dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia.
Penyebab pertumbuhan ekonomi negatif tak lain karena dampak negatif penyebaran virus corona Covid-19 yang hingga kini belum terbendung.
Inilah negara yang dengan pertumbuhan ekonomi paling parah tahun ini versi Dana Moneter Internasional (IMF).
Proyeksi IMF ini dikeluarkan pada 24 Juni 2020 sebagai update dari proyeksi awal yang mereka keluarkan pada pertengahan April 2020 yang lalu.
-
Baca: Sandiaga Uno: Krisis Akibat Covid-19 Jadi Peluang Bagi Industri Kreatif Berbasis Kearifan Lokal
Pada proyeksi lembaga yang dipimpin oleh Direktur IMF Christine Lagarde ini memperkirakan ekonomi Italia akan mengalami pertumbuhan paling buruk sepanjang tahun ini.
ITALIA
Lembaga keuangan ini memproyeksi Italia mengalami pertumbuhan negatif 12,8% atau lebih parah -3,7% dibandingkan dengan proyeksi awal yang dikeluarkan pada April 2020 yang masih memperkirakan negatif 9,1%.
SPANYOL
Peringkat kedua negara dengan pertumbuhan ekonomi negatif adalah Spanyol. IMF memperkirakan tahun ini Spanyol mengalami pertumbuhan negatif sama parah dengan Italia yakni -12,8 %. Proyeksi ini lebih parah jika dibandingkan dengan April yang masih -8%.
PRANCIS
Peringkat ketiga negara dengan pertumbuhan ekonomi positif adalah Prancis yakni dngan pertumbuhan minus 12,5%. Angka proyeksi pertumbuhan Prancis ini lebih parah dibandingkan dengan proyeksi IMF pada April yakni sebesar -7,2%.
MEKSIKO
Keempat adalah Meksiko dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini minus 10,5% dari proyeksi awal sebesar –6.6%.
INGGRIS
Kelima adalah Inggris Raya atau United Kingdom dengan proyeksi pertumbuhan mengalami negatif sebesar –10.2% sepanjang tahun ini. Proyeksi ini lebih parah dibandigkan dengan perkiraan pada bulan April lalu dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar –6.5%
ARGENTINA
Keenam adalah Argentina dengan proyeksi pertumbuhan sebesar –9.9%. Sebelumnya pada April 2020 IMF merilis pertumbuhan ekonom Argentina hanya negatif atau –5.7%.
BRAZIL
Sementara peringkat ketujuh adalah negara dari Amerika Latin yakni Brazil. IMF memprediksi negara samba ini mengalami pertumbuhan ekonomi minus –9.1%. Proyeksi IMF jauh lebih pesimistis dibandingkan perkiraan awal yang dirilis pad April 2020 lalu yakni pertumbuhan ekonomi Brasil –5.3%.
KANADA
Adapun peringkat ke delapan di duduki oleh negara Kanada dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar –8.4%. IMF semula memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara di benua Amerika Utara ini hanya sebesar –6.2%.
AFRIKA SELATAN
Sedangkan negara yang ada di peringkat ke sembilan adalah Afrika Selatan alias South Africa.
Dalam proyeksi IMF negara dengan perekonomian terbesar di benua Afrika ini mengalami pertumbuhan minus sebesar –8.0% Sementara dari proyeksi April lalu IMF masih memperkirakan ekonomi Afrika Selatan mengalami koreksi sebesar –5.8%.
AMERIKA SERIKAT
Peringkat sepuluh negara dengan pertumbuhan ekonomi negatif adalah Amerika Serikat. Negara yang saat ini di pimpin oleh Presiden Donald Trump diprediksi mengalami pertumbuhan minus sebesar –8.0%.
Pada April 2020 lalu saat pandemi belum meluas di Amerika Serikat, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi di negara Uwak Sam ini hanya minus sebesar -5,9%.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Sejauh ini IMF belum memasukkan Indonesia sebagai negara yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi terburuk sepanjang tahun ini.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan terasa berat pada kuartal II 2020 karena dampak dari Pandemi Covid-19.
Bahkan menurut Presiden kondisinya lebih berat dari kondisi ekonomi 1998.
Jika saat itu yang terdampak adalah sektor perbankan dan konglomerat besar, tetapi saat ini semua sektor turut terdampak.
"Sekarang semuanya (terdampak) karena produksi terkena, suplai terkena, demand terkena. Usaha mikro terkena, usaha kecil terkena, usaha menengah terkena, usaha besar terkena," kata Presiden dikutip dari Setkab, Jumat (19/6/2020).
Kondisi Ekonomi tersebut menurut Presiden disampaikan apa adanya.
Oleh karena itu Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah dalam mengantisipasi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Salah satunya memberikan bantuan sosial kepada masyarakat.
"Jadi situasi ini yang ingin saya sampaikan apa adanya, tetapi juga pemerintah telah menyiapkan stimulus bantuan sosial yang sudah mulai kita berikan kepada masyarakat dalam 1,5 bulan ini dan alhamdulillah dari apa yang saya tangkap saya ke kampung, ke desa, saya dengarkan ya mereka berat tetapi mereka menyadari bahwa ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi terjadi di 215 negara di dunia," katanya.
Menurut Presiden hampir semua negara di dunia terkena dampak ekonomi pandemi Corona.
Oleh karenanya sejumlah lembaga ekonomi dunia Seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memprediksi bahwa pertumbuhan Ekonomi global akan merosot.
"Perkiraan pertama, mereka menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan turun kurang lebih minus 2,5. Tetapi terakhir dua hari yang lalu, OECD menyampaikan bahwa minusnya bisa sampai 6 sampai minus 7,6 pertumbuhan dunia. Bahkan nanti di Eropa di kuartal kedua ini minusnya bisa sampai 15-17 persen karena mereka me-lockdown terlalu lama," kata Presiden.
Lembaga-lembaga dunia tersebut juga memprediksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa pada tahun ini akan minus 9-12 persen.
Sementara Australia diprediksi minus 6,8 persen, Jepang minus 5,2 persen, Amerika Serikat minus 6,6 persen, Malaysia minus 3,5 persen, dan Singapura minus 5 persen.
Meskipun demikian diantara negara G20, Bank Dunia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih diprediksi positif, meski hanya 0,5 persen.
"Kita Alhamdulillah dikategorikan oleh mereka berada pada pertumbuhan positif. Seperti Bank Dunia menyampaikan bahwa nanti di negara-negara G20 itu yang positif hanya 3, China +1,9, (persen) India +1,2 (persen), Indonesia +0,5 (persen). Tetapi dari penghitungan terakhir mereka menyampaikan mungkin semuanya bisa minus. Tapi memang perkembangan ini dinamis dan selalu berubah setiap minggu, setiap bulan," pungkasnya.
Sumber: Kontan.co.id/Tribunnews.com