Satu dari 4 Perawat di Kumamoto Jepang Mendapat Perlakuan Diskriminatif Terkait Covid-19
Ada beberapa hal ungkapan diskriminatif seperti "Saya tidak akan naik lift dengan Anda" di sebuah apartemen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Satu dari 4 perawat dan atau staf rumah sakit atau lembaga medis di Kumamoto Jepang mengakui merasa didiskriminasi oleh lingkungan sekitarnya akibat pandemi Covid-19.
"Saya pikir kurangnya pemahaman akan menyebabkan reaksi berlebihan seperti diskriminasi dan kerusakan reputasi terjadi saat ini dan kami ingin Anda tahu bahwa pusat medis di sini melakukan upaya terbaik untuk mencegah infeksi," ungkap Yuki Sugita, Direktur Pusat Medis Regional Kumamoto.
Di sebuah lembaga medis di Kota Kumamoto di mana perawat dan yang lainnya dipastikan terinfeksi virus corona baru, survei dilakukan terhadap semua staf dan perawat yang kemudian menemukan bahwa satu dari empat orang perawat ternyata mendapat diskriminasi.
Pusat Medis Regional Kumamoto di Chuo-ku, Kota Kumamoto, tempat 4 perawat dan ahli teknologi klinis dipastikan terinfeksi dari April hingga Mei.
Lembaga medis tersebut melakukan kuesioner kepada 446 karyawan dan 414 orang merespons survei 23 Juni 2020.
Hasilnya, ditemukan bahwa 109 orang menjawab bahwa nama mereka "dirusak oleh beberapa desas-desus," dan bahwa satu dari empat orang menerima komentar dan perlakuan diskriminatif.
Baca: 10 Pelanggaran Undang-undang Lalu Lintas Jalan Raya yang Mulai Diberlakukan Hari Ini di Jepang
Baca: Menelusuri Asal Usul Ninja dengan Teori China dan Teori Jepang Kuno
Secara khusus, ada beberapa hal ungkapan diskriminatif seperti "Saya tidak akan naik lift dengan Anda" di sebuah apartemen, dan "Saya dihindari oleh seorang kenalan di sebuah supermarket."
Selain itu, pengaruhnya ternyata meluas kepada keluarga, seperti, "Saya diminta oleh sekolah penitipan anak untuk menahan diri dari menghadiri sekolah" dan "Pasangan saya jauh dari tempat kerja."
Ungkapan-ungkapan yang bersifat diskriminasi itulah yang dialami satu dari 4 perawat lembaga medis di Kumamoto.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.