Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rabu Ini Jepang Terapkan Harus Bayar Plastik Belanja di Mana Pun

Bagi yang bawa sendiri tas belanja tidak dikenakan biaya tas. Tapi kalau pakai tas belanja toko atau tas plastik dikenakan antara 2-10 yen per kantong

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Rabu Ini Jepang Terapkan Harus Bayar Plastik Belanja di Mana Pun
Richard Susilo
Beraneka plastik belanja di sebuah supermarket di Tokyo antara 2 yen hingga 10 yen tergantung ukurannya 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Penggunaan tas atau plastik belanja mulai dikenakan biaya, secara resmi mulai Rabu ini (1/7/2020) baik di supermarket, departemen store dan di hotel-hotel di Jepang.

Ada pula pelanggan yang menolak tas belanja dan menggunakan tas yang mereka bawa.

"Saya selalu bawa tas belanja, agar nyaman untuk dibawa-bawa. Jadi saya menolak tas belanja toko itu," papar Yukiko Nakayama seorang warga Jepang kepada Tribunnews.com Rabu ini (1/7/2020) di sebuah supermarket.

Bagi yang bawa sendiri tas belanja tidak dikenakan biaya tas. Tapi kalau pakai tas belanja toko atau tas plastik dikenakan antara 2-10 yen per kantong tergantung besar kecil kantong plastik tersebut.

Yang menarik ada sebuah toko supermarket di Nerimaku Tokyo dalam setahun ini sudah menjual tas belanjanya, dapat penghasilan satu juta yen membuat kepala toko kaget juga.

Prince Hotels, yang mengoperasikan hotel-hotel nasional, telah mengenakan harga tas belanja plastik sebesar 3 yen per kantong.

Dengan meningkatnya biaya tas belanja, bisnis akan menentukan harga tas dan penggunaan penjualan, tetapi di hotel ini semua penjualan tas belanja akan disumbangkan ke pemerintah daerah di mana masing-masing hotel berada.

BERITA REKOMENDASI

Eri Wada dari Departemen Pemasaran Hotel Prince mengatakan, "Kami telah mengganti sedotan plastik dengan kertas, dan kami akan terus bekerja untuk mengurangi plastik demi konservasi lingkungan."

Di Jepang setahun sedikitnya memproduksi dan menggunakan 30 miliar kantong plastik.

Pengenaan bayar dimaksudkan agars emakin sedikit penggunaan plastik di Jepang.

Namun dengan adanya pandemi Corona saat ini tidak sedikit pelanggan toko swalayan dan toko lain yang membawa tas sendiri takut dan kurang percaya dengan tas plastik dari toko-toko tersebut.

Pembeli didorong untuk mengantongi produk dengan tas sendiri yang dibawanya untuk mengurangi risiko infeksi.

Ada juga menawarkan layanan diskon 100 yen kepada pelanggan yang membawa kotak makan siang mereka sendiri, sehingga penjual makanan berusaha mencoba meminimalkan sampah yang terkait dengan bungkus makanan terutama plastik.

Seorang pelanggan wanita berkata, "Karena coronavirus baru, kami tidak bisa makan nasi bersama di kafetaria perusahaan. Jadi kami sering makan siang di setiap kursi masing-masing di luar. Mungkin tidak nyaman, tetapi kami akan menghapuskan tas belanja Itu sebabnya itu normal untuk memiliki dan membawa tas saya sendiri."

Mr. Satoshi Mori, pemilik toko, mengatakan, “Jumlah pelanggan yang membawa tas mereka sendiri atau membawa kotak makan siang bahkan setelah mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki tas plastik semakin meningkat. Saya ingin membantu melestarikan membantu memecahkan masalah lingkungan. "

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas