Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Virus Flu Babi Jenis Baru G4 Muncul di China, Berpotensi Jadi Pandemi Baru

Seorang ilmuwan di China menemukan virus varian baru G4 EA H1N1 yang berpotensi menjadi pandemi.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Virus Flu Babi Jenis Baru G4 Muncul di China, Berpotensi Jadi Pandemi Baru
Blantyre Farms
Waspadi Penyakit African Swine Faver dari Tiongkok Masuk Bali 

Para ilmuwan kemudian melakukan eksperimen terhadap musang.

Hewan ini kerap digunakan dalam eksperimen virus flu karena menimbulkan gejala yang hampir mirip dengan manusia.

Terutama demam, batuk, dan bersin.

Dari eksperimen tersebut, diketahui tingkat infeksi virus G4 sangatlah tinggi.

Virus tersebut bereplika dalam sel-sel tubuh manusia dan menimbulkan gejala yang lebih serius dibandingkan
jenis virus flu lainnya.

Tes antibodi juga membuktikan bahwa tidak ada imunitas yang terbentuk dari virus flu biasa (musiman) untuk dapat melawan G4.

Saat para peneliti melakukan tes antibodi terhadap populasi yang memiliki kontak dekat dengan virus tersebut, hasilnya mencengangkan.

Sebanyak 10,4 persen pekerja di penjagalan dan peternakan babi disebut telah terinfeksi.

Berita Rekomendasi

Tes yang sama juga memprediksi sekitar 4,4 persen populasi China secara keseluruhan telah terinfeksi G4.

Karena itu, mereka mengingatkan berbagai pihak untuk memonitor para pekerja peternakan terutama babi.

“Ini adalah pengingat bahwa kita selalu berisiko tinggi terhadap penyakit zoonosis, terutama yang berasal dari peternakan,” tutur James Wood, Kepala Departemen Pengobatan Hewan di Cambridge University.

Virus ini sangat unik, sebab menjadi gabungan dari beberapa virus sekaligus.

Satu strain mirip dengan flu burung di Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009, dan
strain H1N1 dari Amerika Utara yang memiliki gen dari virus influenza pada burung, manusia, dan babi.

Penulis utama Sun Honglei dikutip dari Science Mag menjelaskan gen G4 berpotensi mengarah pada penularan dari manusia ke manusia.

Maka, ia menilai perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas