Terdampak Virus Corona, Air France Pangkas 7.580 Pegawai
Air Fracnce harus merugi sebesar 15 juta euro per hari dan menghadapi kondisi paling buruk dibandingkan krisis yang pernah terjadi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai penerbangan Air France memangkas 7.580 karyawannya akibat terdampak wabah virus corona atau Covid-19.
Mengutip dari laman situs Reuters pada Minggu (5/7/2020), pengurangan karyawan ini dilakukan karena adanya pembatasan perjalanan akibat Covid-19 yang terjadi di berbagai negara.
Akibatnya, Air Fracnce harus merugi sebesar 15 juta euro per hari dan menghadapi kondisi paling buruk dibandingkan krisis yang pernah terjadi.
Baca: Kalung Eucalyptus Disebut sebagai Antivirus Corona, IDI Beri Tanggapan, Singgung Soal Penelitian
Air France juga menyebutkan, pendapatan mereka anjlok hingga 95 persen selama beberapa bulan terakhir ini.
Hal tersebut juga menjadi alasan kebijakan pengurangan karyawan sebanyak 7.580.
Selain itu Air France juga berencana memangkas kembali karyawannya, sebanyak 6.560 pada akhir 2022.
Maskapai asal Prancis ini, padahal mendapatkan bantuan dana sebesar 7,9 juta dolar Amerika untuk membantu keuangan perusahaan. Tetapi tidak dapat menghindari adanya pengurangan karyawan.
Air France menyatakan, saat ini memprioritaskan pengunduran diri secara sukarela dan pensiun dini.
Pada akhir Juli ini Grup Air France akan kembali melakukan perhitungan ulang, terkait kebijakan yang diambil ini.
Sebelumnya, Air France sendiri dituntut oleh serikat pekerja karyawan untuk tidak memberhentikan karyawan karena telah mendapatkan bantuan dari negara.
Staf darat Air France, Annick Blanchemin, menyebutkan apa yang diambil maskapai adalah langkah yang tidak tepat.
"Ini hal yang memalukan, mereka mendapatkan dana bantuan tetapi perusahaan melakukan pengurangan karyawan, dan menghancurkan pekerjaan kami," jelas dia.