CanSino China Bahas Uji Coba Tahap III Vaksin Covid-19 di Luar Negeri
Keberhasilan China dalam menanggulangi infeksi Covid-19 telah menyulitkan pihaknya untuk melakukan percobaan vaksin berskala besar.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SUZHOU - CanSino Biologics, pengembang vaksin asal China melakukan pembicaraan dengan Rusia, Brasil, Chili dan Arab Saudi untuk meluncurkan uji coba tahap III vaksin eksperimental Covid-19.
Demikian disampaikan salah seorang pendiri CanSino Biologics pada Sabtu (12/7/2020) waktu setempat.
Keberhasilan China dalam menanggulangi infeksi Covid-19 telah menyulitkan pihaknya untuk melakukan percobaan vaksin berskala besar.
Baca: Kronologi Penemuan Kasus Covid di Secapa, Berawal dari 2 Anggota yang Berobat ke RS Dustira
Sejauh ini hanya beberapa negara telah sepakat untuk bekerja sama.
"Kami menghubungi Rusia, Brazil, Chili dan Arab Saudi (untuk uji klinis tahap III), dan itu masih dalam diskusi," Qiu Dongxu, Direktur Eksekutif dan pendiri CanSino, dalam konferensi pers pengembangan obat anti-virus di Suzhou, di Timur China.
Dia mengatakan uji klinis fase III kemungkinan akan segera dimulai dan perusahaan berencana untuk merekrut 40.000 sukarelawan.
Baca: WHO Sebut Covid Bisa Menular Lewat Udara, Ahli Epidemiologi Imbau Batasi Penggunaan AC di Kantor
Kandidat vaksin Covid-19 buatan mereka, Ad5-nCov, menjadi yang pertama di China melakuoan tahap pengujian kepada manusia pada bulan Maret lalu.
Namun kini menjadi tertinggal dari vaksin-vaksin lainnya dalam hal kemajuan percobaan.
Dua vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech dan China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) sudah disetujui untuk uji klinis tahap III.
Qiu mengatakan uji kliniz tahap II yang melibatkan 508 orang telah membuahkan hasil "jauh lebih baik" dari tahap I terkait keselamatan dan kemampuan untuk memicu respon imun.
Namun sayang dia tidak mengungkapkan bukti tertentu.
Dia mengatakan pabrik baru dibagun di China akan memungkinkan untuk menghasilkan 100-200 juta dosis vaksin virus corona per tahun pada awal 2021.
Militer China, yang unit penelitiannya ikut mengembangkan kandidat vaksin, menyetujui penggunaan di kalangan militernya bulan lalu. Sementara dua injeksi eksperimental Sinopharm ditawarkan kepada karyawan di perusahaan milik negara yang bepergian ke luar negeri.
Hingga saat ini masih belum ada vaksin yang disetujui untuk melawan Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona baru, yang telah menewaskan lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia.
Vaksin Dari China bakal Uji Klinis Tahap Akhir di UEA
Perusahaan farmasi China National Bioec Group (CNBG) akan melakukan uji coba tahap akhir vaksin Covid-19 buatannya di Uni Emirat Arab (UEA).
CNBG mendapat lampu hijau dari UEA untuk melakukaan uji klinis tahap terakhir pada manusia.
Demikian disampaikan CNBG dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Bloomberg, Rabu (24/6/2020) lalu.
CNBG akan bermitra dengan perusahaan kecerdasan buatan dan komputasi awan G42, yang berbasis di Abu Dhabi untuk melaksanakan uji coba dan produksi vaksin di negara itu.
CNBG masih belum mengungkapkan rincian seperti waktu atau jumlah orang yang rencananya akan didaftarkan untuk uji coba.
Program pembuatan vaksin Covid-19 cepat berkembang di dunia menuju tahap akhir uji coba, sebelum disetujui untuk dipakai masyarakat umum.
Perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba untuk menjadi yang pertama menemukan vaksin yang efektif melawan virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 9.200.000orang dan menewaskan lebih dari 476.000 orang.
CNBG adalah pegembang vaksin milik China pertama yang akan melanjutkan uji coba ke tahap III untuk menguji apakah vaksin buatannya efektif melawan Covid-19.
Perusahaan-perusahaan China harus mencari tempat dengan jumlah wabah virus aktif untuk menyelesaikan uji coba tahap akhir kepada manusia, karena membutuhkan ribuan orang untuk pengujian.
Rendahnya jumlah kasus di China membuat perusahaan negeri tirai bambu itu untuk melakukan uji coba di negaranya.
UEA masih tercatat memiliki ratusan kasus baru dalam sehari, dengan total lebih dari 45.000 kasus Covid-19.
Perusahaan Biotek China CanSino Biologics Inc juga telah disetujui bulan lalu untuk melakukan uji coba pada manusia untuk vaksin yang dikembangkan bersama militer China di Kanada.
Namub masih perlu kembali melakukan studi keamanan awal sebelum masuk ke tahap III.
Perusahaan lain yabg berbasis di Beijing, Sinovac Biotech Ltd. telah bermitra dengan Instituto Butantan untuk menggelar uji coba kepada 9.000 orang di Brasil, tetapi belum mendapat persetujuan untuk melanjutkan.
Kandidat vaksin lain dari perusahaan di luar China juga menuju uji tahap III. Vaksin yang dikembangkan bersama oleh University of Oxford dan AstraZeneca PLC akan diuji-cobakan kepada 2.000 orang di Brasil mulai awal bulan ini.
Moderna Inc yang berbasis di Cambridge, Massachusetts akan mulai melakukan uji coba bulan depan terhadap 30.000 orang di AS.
Dua uji coba yang dikembangkan oleh CNBG telah melalui uji coba terhadap 2.000 orang dalam fase I dan II yang dilakukan di China.
Salah satu vaksin telah dinyatakan aman, sementara data dari yang lain akan terungkap pada tanggal 28 Juni. (Reuters/Bloomberg)