Kota Kecil di Washington Cetak Uang Kayu Demi Tanggulangi Krisis Ekonomi karena Covid-19
Kota Tenino di AS mengalami krisis ekonomi yang cukup parah lantaran pandemi Covid-19 ini.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari

Setiap warga akan diberikan hingga USD 300 atau Rp 4,3 juta per-bulannya.
Uang itu diberi nama dolar Tenino, dolar Covid, bahkan terkadang disebut dolar Wayne oleh wali kota.
Mata uang kayu ini bisa dipergunakan hampir di sebuah toko di kota.
Sejatinya ide mencetak uang kayu ini bukan hal yang baru.
Baca: Sujiwo Tejo Soroti Pengangkatan Karyawan Tetap Petugas KRL Penemu Uang Rp 500 Juta: Tuhan Menamparku
Baca: Pria di Pekanbaru Ditangkap Polisi Karena Bayar Wanita Panggilan Pakai Uang Palsu
Uang serupa pernah digunakan oleh otoritas kota setempat saat Depresi Hebat 1930an yang menyerang AS.
Kelangkaan dolar nasional pada saat itu, mendorong para pejabat di Tenino untuk mencetak uang dengan kulit pohon cemara.
"Konsep ini menjadi sangat populer di tahun 1930-an," kata Fournier.
Atensi media pada uang kayu ini lantas menggugah rasa penasaran para inverstor.
Bahkan selama bertahun-tahun mata uang kayu ini menjadi barang koleksi yang dijual di eBay dan Amazon.
Versi lama mata uang kayu ini juga bertujuan untuk membantu kota melalui krisis ekonomi karena bisnis tutup secara nasional.
"Ini lebih merupakan iklan untuk kota itu sendiri," kata Chris Hamilton, manajer toko Kota Tenino.
"Ini akan manarik banyak orang ke kota yang mungkin bahkan tidak tahu tentang Tenino dan penasaran tentang tempat yang menghasilkan uang sendiri."
"Orang-orang mungkin mampir di sini, membeli es krim, atau pergi ke jalan dan membeli hamburger," terang Hamilton.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)