Para Ilmuwan Rusia Berencana Luncurkan Vaksin Virus Corona Pertengahan Agustus
Para ilmuwan Rusia dikabarkan berencana meluncurkan vaksin virus corona pada pertengahan Agustus mendatang untuk penggunaan umum.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan Rusia dikabarkan berencana meluncurkan vaksin virus corona pada pertengahan Agustus mendatang untuk penggunaan umum.
Mengutip Times of India, kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Universitas Sechenov Rusia menjadi berita utama.
Para ilmuwan menggembar-gemborkan vaksin tersebut senagai salah satu vaksin virus corona pertama di dunia.
Para peneliti mengklaim, Rusia mungkin menjadi salah satu negara pertama di dunia yang mengembangkan vaksin virus corona.
Baca: Rusia Rilis Koronavir, Diklaim sebagai Obat Virus Corona Pertama di Dunia
Baca: Dampak Perubahan Demografi, Ekonomi Indonesia Bisa Kalahkan Rusia dan Italia pada Tahun 2100
![Rusia Rilis Koronavir, Diklaim sebagai Obat Virus Corona Pertama di Dunia](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/koronavir.jpg)
Klaim tersebut dilontarkan karena para peneliti telah penyelesaikan tes/uji klinis pada sukarelawan.
Percobaan Klinis Vaksin Dapat Dipertimbangkan
Lebih lanjut, uji klinis dimulai pada pertengahan Juni lalu.
Kelompok pertama berisi 18 sukarelawan dan 23 sukarelawan untuk kelompok kedua.
Mereka disuntuk dengan dosis pertama dari kandidat vaksin di Institute Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamalei.
Baca: 75 Negara Ingin Gabung dengan COVAX, demi Terjaminnya Akses Cepat Vaksin Covid-19
Semua sukarelawan, yang berusia antara 18 hingga 65 tahun menghabiskan 28 hari dalam isolasi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah mereka tertular infeksi.
Para sukarelawan kemudian dipantau selama enam bulan setelah keluar dari isolasi.
![Ilustrasi vaksin - Para Ilmuwan Rusia Berencana Luncurkan Vaksin Virus Corona Pertengahan Agustus](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-vaksin_20161126_162901.jpg)
Efek Samping Kandidat Vaksin
Lebih jauh, menurut Elena Smolyarchuk, Kepala Peneliti di Universitas Sechenov dan beberapa sukarelawan penelitian telah mengungkapkan efek samping kecil dari kandidat vaksin tersebut.