Korea Utara Diisukan Sarankan Warganya Makan Kura-kura karena Dilanda Kelaparan
Pemerintah Korea Utara diisukan menyarankan warga yang kelaparan untuk mengonsumsi kura-kura.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Korea Utara diisukan menyarankan warga yang kelaparan untuk mengonsumsi kura-kura.
Menurut laporan The Sun, ilmuwan Korea Utara bahkan memperkenalkan sejumlah pil pelangsing untuk mengatasi obesitas dan mengurangi konsumsi makanan.
Jutaan warga Korea Utara hidup di bawah garis kemiskinan karena sanksi PBB terkait aktivitas nuklir.
Ditambah kini pandemi Covid-19 memperburuk keadaan karena perbatasan ditutup.
Baca: Digugat karena Tindakannya, Adik Kim Jong Un Terancam Hukuman Mati Jika Tertangkap Korea Selatan
Baca: Kim Jong Un Pecat Manajer Pembangunan Rumah Sakit Pyongyang yang Peras Masyarakat
Dikabarkan otoritas Naenara di Korea Utara menyarankan warganya untuk mengonsumsi terrapin selain makanan pokok.
Ini karena wilayah itu mengalami kekurangan bahan pangan seperti beras, jagung, buah, daging-dagingan, dan ikan.
"Sejak dulu, terrapin telah digunakan dalam membuat masakan haute karena rasanya yang enak dan komponen nutrisi yang berlimpah," bunyi rekomendasi dari Korut.
"Terrapin memiliki berbagai nutrisi penting termasuk protein, asam amino esensial, dan vitamin yang berkhasiat untuk menyembuhkan hepatitis, hipertensi dan penyakit lainnya."
"Darah dan tulangnya banyak digunakan untuk obat-obatan. Secara khusus darahnya berkhasiat untuk diabetes dan anak-anak yang lemah," bunyi rekomendasi.
Terrapin merupakan kura-kura yang biasa disajikan mentah, diolah menjadi kaldu, sup, bahkan bubur.
Situs resmi Korut juga meyarankan untuk berburu makanan, salah satunya burung pengantong.
Bahkan teh pelangsing juga turut direkomendasikan. Teh ini diklaim mampu membuat kenyang dan menurunkan badan hingga 10 kg dalam 40 hari.
"Sekarang orang gemuk dapat mengurangi berat badan dengan mudah, sekali kerja keras bagi mereka untuk bertahan," kata pembuat obat diet, Ri Nam.
Sementara rakyatnya kelaparan, rezim Korea Utara justru dikelilingi makanan yang layak.
Mantan koki sushi keluarga Kim Jong Un, Kenji Fujimoto, mengklaim bahwa sang diktator pernah membual bahwa dia mengonsumsi 10 botol wine Bordeaux selama makan.
Pemimpin tertinggi itu juga dikabarkan menggemari keju Emmental ketika belajar di Swiss saat remaja.
Para pejabat Korut dilaporkan membawa foie gras dan daging sapi Wagyu yang harganya bisa mencapai 240 pound (Rp 4,5 juta) per-hidangan ke pertemuan bersama Presiden AS Donald Trump di Vietnam Februari lalu.
Kim juga dikabarkan sering mengonsumsi cavier dan lobster, dimana dua produk itu dilarang PBB diimpor ke Korut.
Baca: Cuma 19 Kali Muncul, Kim Jong Un Makin Jarang Tampil di Depan Publik, Sakitkah Dia?
Baca: Pompeo: Trump Hanya Ingin Bertemu Kim, Jika Akan Hasilkan Kemajuan Nyata
Ahli HAM PBB untuk Korea Utara, Tomas Ojea Quintana pada 9 Juni lalu mengatakan bahwa penutupan perbatasan Korut dengan China memperburuk gizi warga Korea Utara.
"Ada laporan peningkatan jumlah tunawisma di kota-kota besar, termasuk kotjebi (anak jalanan), dan harga obat-obatan dilaporkan melejit."
"Semakin banyak keluarga makan hanya dua kali sehari, atau hanya makan jagung, dan beberapa kelaparan," kata Tomas, dikutip dari Reuters.
Sebanyak 40 persen dari sekitar 10 juta populasi Korea Utara menghadapi kekurangan gizi, ungkap Jubir Program Pangan Dunia PBB, Elizabeth Byrs.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.