PM Jepang Akan Tinjau Ulang Sikon Covid-19 Akhir Agustus, Kesiapan Hadapi Gelombang Kedua Cukup Baik
Selain itu PM Abe juga mengingatkan akan meninjau kembali semua kebijakan akhir Agustus setelah liburan musim panas selesai.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - PM Jepang Shinzo Abe menekankan bahwa saat ini telah bebas berkumpul 5000 orang sekaligus diperkenankan tetapi harap tetap antisipasi terhadap pandemi Covid-19 dan akhir Agustus 2020, setelah selesai libur musim panas Jepang akan ditinjau ulang semua ketentuan bebas tersebut mengingat kecenderungan jumlah terinfeksi naik kembali.
"Walaupun sudah bebas dan boleh bertemu lakukan pertemuan hingga 5000 orang mohon kewaspadaan tinggi bagi kita semua khususnya saat berkumpul dan liburan musim panas mendatang ini," papar PM Abe kemarin (22/7/2020).
Selain itu PM Abe juga mengingatkan akan meninjau kembali semua kebijakan akhir Agustus setelah liburan musim panas selesai.
"Ada kemungkinan Deklarasi Darurat diterapkan kembali kalau jumlah terinfeksi jauh melesat banyak kembali nantinya," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis ini (23/7/2020).
Selain itu PM Abe juga menekankan persiapan medis masih baik sampai kini dan jumlah persediaan tempat tidur juga masih cukup dengan baik bagi terinfeksi baru yang akan masuk rumah sakit nantinya.
Baca: Makanan Asal Korsel yang Mulai Digemari Masyarakat Indonesia ini Dipercaya Bisa Tangkal Corona
Meskipun demikian Yoshihiro Yamaguchi, seorang profesor di Sekolah Kedokteran Universitas Kyorin, membantah pernyataan PM Abe tersbeut.
"Kesiapan medis termasuk jumlah tempat tidur saat ini dengan kecenderungan terinfeksi melonjak pesat saat ini, tidak bisa dikatakan cukup. Sedangkan persiapan untuk hal itu dibutuhkan sedikitnya 2 minggu. Jadi kita mesti lakukan segera sekarang juga," paparnya kemarin (22/7/2020) dalam rapat para ahli penyakit menular di Tokyo.
Kebutuhan segera itu karena jumlah tenaga kerja di Jepang dianggap Yamaguchi sangat kurang saat ini khususnya di bidang medis sehingga akan jadi hambatan berat nantinya di saat gelombang kedua pandemi Covid-19 di Jepang, tekannya lagi.
Dia juga menjelaskan bahwa staf medis kelelahan karena respon yang berkepanjangan, membuatnya sulit untuk mengoordinasikan rawat inap orang yang terinfeksi, terutama pada akhir pekan dan hari libur, bahkan ketika tempat tidur rumah sakit kosong, tidak mungkin dirawat di rumah sakit.
Takao Omagari, Direktur Pusat Internasional untuk Penyakit Menular, "Jumlah positif baru telah meningkat dari minggu lalu dan melebihi nilai maksimum yang dinyatakan dalam situasi darurat."
Selain tempat makan dan minum dengan hiburan, jumlah infeksi di fasilitas, hidup bersama, tempat kerja, makan malam, teater, dan lainnya pada orang tua juga meningkat, "Infeksi kini dapat terjadi di mana saja."
Jika jumlah orang yang terinfeksi terus meningkat, tidak ada keraguan bahwa itu akan menyebabkan keruntuhan medis.
Itu tergantung pada setiap orang bagaimana cara menerima suara para ahli yang mengenal situs dengan baik.
"Oleh karena itu marilah kita menjaga diri dengan baik hindari ke luar di saat liburan jangka panjang musim panas nanti," himau Yuriko Koike Gubernur Tokyo mengantisipasi gelombang kedua pandemi Covid-19 di Jepang.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.