Naik 1,65 Triliun Yen, Anggaran Olimpiade 2021 Jepang Menjadi 3 Triliun Yen
Dari 800 miliar yen tersebut, organisasi olahraga internasional (IOC) akan menanggung 86 miliar yen dan sisanya akan ditanggung para sponsor dunia.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Olimpiade Jepang yang rencananya akan dimulai 24 Juli 2021 menganggarkan dana sekitar 3 triliun yen, atau membengkak sekitar 1,65 triliun yen dari anggaran awal.
"Kemungkinan anggaran Olimpiade akan membengkak menjadi sekitar 3 triliun yen, naik sekitar 1,65 triliun yen dari anggaran semula," ujar Yoshiro Mori, Ketua Nasional Olimpiade Paralimpik Jepang yang juga mantan PM Jepang, Jumat (24/7/2020).
Kenaikan tersebut karena biaya perubahan satu tahun sekitar 800 miliar yen plus biaya-biaya lain untuk pemindahan lokasi beberapa cabang olahraga, termasuk pula antisipasi anggaran medis atas pandemi corona dan sebagainya.
Dari 800 miliar yen tersebut, organisasi olahraga internasional (IOC) akan menanggung 86 miliar yen dan sisanya akan ditanggung para sponsor dunia.
"Kita akan selenggarakan Olimpiade dengan aman dan nyaman bagi semua orang. Kesehatan nomor satu sehingga nantinya pemeriksaan medis akan dilakukan sangat ketat bagi semua yang akan datang ke Jepang, termasuk para official dan atlet Olimpiade," tambah Mori.
Olimpiade 2021 akan mempertandingkan 33 jenis cabang olahraga, 339 pertandingan di 42 lokasi pertandingan di Tokyo dan sekitarnya mulai 24 Juli 2021.
Lalu apakah Olimpiade tetap akan diselenggarakan tahun depan dan kapan keputusannya?
"Kita mesti lihat dari sejarahnya mengapa mesti dibuat Olimpiade 2020 di Jepang?" kata Seijun Ninomiya (60), wartawan olahraga Jepang, Sabtu (25/7/2020).
Baca: Apa Kabar Olimpiade 2021? Pertaruhan Ekonomi dan Politik Jepang di Tengah Pandemi Covid-19
Menurutnya, tahun 2009 Olimpiade dibuat dalam kaitan dengan lingkungan hidup.
Tahun 2013 Olimpiade dibuat dalam kaitan untuk kebangkitan kembali terutama setelah gempa bumi besar di Jepang 3 Maret 2011.
Lalu Olimpiade 2020 untuk apa diajukan oleh Jepang?
"Menurut saya untuk Legitimasi negara Jepang agar mendapat pengakuan dari internasional bahwa Jepang bisa membangkitkan diri ke luar dari berbagai masalah dengan semangat yang ada dalam dirinya. Sehingga bisa menjadi semangat bagi rakyat dunia agar tetap bersemangat supaya bisa hidup sukses," ungkap Ninomiya.
Ninomiya juga menambahkan memang cukup sulit yang harus dihadapi Jepang dalam Olimpiade mendatang. Tapi mungkin itu yang harus dialami semua rakyat Jepang.
"Akhir tahun ini mestinya sudah bisa kelihatan arahnya jadi atau tidaknya Olimpiade tahun depan. Yang pasti Maret tahun depan sudah ada keputusan. Meskipun demikian tetap saja keputusan utama ada di IOC, bukanlah Jepang," paparnya.
Sementara itu Rikako Ikee (20), Jumat (24/7/2020) tampil di stadion utama Jepang di Tokyo yang baru dibangun oleh desainer Kengo Kuma.
Rikako Ikee adalah pemegang rekor nasional Jepang 50 meter gaya bebas, 100 meter gaya kupu-kupu serta peraih 6 medali emas Asian Games 2018 di Palembang.
Ikee membacakan puisi untuk menyemangati masyarakat Jepang. Dia sempat terkena kanker darah dan kini dalam pemulihan total.
"Kita jatuh ke bawah merasakan bagaimana sakitnya, bagaimana prihatin nya saat itu.
Tapi kita mesti lihat ke depan, Gambarimasu (semangat!).
Saya sekali lagi ingin kembali ke pool (kolam renang).
Syukurlah semua kesulitan itu dengan obat bisa kembali saat ini.
Hari ini bukan perpanjangan satu tahun tetapi saya berpikirnya menjadi Plus Satu.
Kita menjadi jauh lebih baik dan marilah kita berdoa untuk kesuksesan Olimpiade mendatang."
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com