Israel vs Iran, Ulasan di Balik Huru-hara Suriah dan Agresifitas Turki
Israel konsisten tidak akan mengizinkan militer Iran didirikan di sepanjang perbatasan utara negara mereka.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Peningkatan operasi Israel ke Suriah ini ada kaitan menyusul keputusan kepemimpinan Iran yang secara terbuka menyatakan akan berkontribusi meningkatkan kemampuan pertahanan udara Suriah.
Israel melihat pernyataan ini sebagai sinyal kemungkinan pasokan sistem pertahanan udara Iran ke Suriah.
Sumber-sumber Suriah berspekulasi Israel juga meningkatkan aktivitas sabotase di Suriah selatan.
Pada tahun-tahun sebelumnya konflik, kepemimpinan Israel telah menunjukkan mereka siap mendukung kelompok teroris yang menentang Damaskus.
Pendekatan ini diperluas ke situasi ketika militer Israel melakukan menutup mata terhadap kehadiran teroris ISIS di dekat posisi Israel di Dataran Tinggi Golan.
Pada saat yang sama, Israel bereaksi negatif terhadap upaya anti-terorisme Suriah di provinsi Daraa dan Quneitra.
Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian pembunuhan dan serangan menargetkan pasukan pemerintah Suriah di daerah ini.
Sumber-sumber pro-pemerintah mengklaim, serangan menjadi mungkin berkat dukungan Israel kepada kelompok-kelompok anti-pemerintah yang tersisa di region ini.
21 Juli, kelompok militan Idlib membombardir posisi pentara Suriah di dekat desa Dadikh. Sumber-sumber pro-militan mengklaim serangan diklaim balasan pelanggaran gencatan senjata oleh pasukan Damaskus.
Patroli bersama Rusia-Turki yang dilakukan reguler di sepanjang jalan raya M4 di Idlib selatan, tidak cukup kekuatan menstabilkan daerah tersebut.
Patroli ini bahkan menjadi sasaran serangan dan provokasi secara teratur oleh kelompok-kelompok militan, termasuk kelompok proksi Turki di Suriah.
Jika situasinya tidak berubah, konfrontasi militer terbuka baru di bagian selatan Suriah ini menjadi tak terhindarkan.
Pada saat yang sama, solusi politik untuk peredaan ketegangan tidak dimungkinkan, selama wilayah tersebut dikendalikan faksi Al-Qaeda, terutama kelompok Hayat Tahrir al-Sham.
Di Suriah timur, Pasukan Demokrat Suriah yang dilindungi AS melanjutkan serangan anti-ISIS mereka di berbagai desa gurun.