PPI Jepang Selenggarakan Assign 2020, Angkat Isu Kesehatan dan Ketahanan Mental
Tri mengimbau seluruh anggota PPI di Jepang yang hadir dalam acara tersebut agar saling berbagi pengalaman dengan narasumber.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI Jepang) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dan Ibunda.id menyelenggarakan The 3rd Annual Scientific Symposium of Indonesian Collegian in Japan atau ASSIGN 2020 pada tanggal 25-26 Juli 2020 di Tokyo.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan PPI Jepang hari ini karena amat relevan dengan kondisi kita saat ini di tengah pandemi, memperkuat barisan agar masyarakat Indonesia kita di Jepang tetap sehat dan kuat secara fisik maupun mental," kata Tri Purnajaya, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI di Tokyo.
Tri mengimbau seluruh anggota PPI di Jepang yang hadir dalam acara tersebut agar saling berbagi pengalaman dengan narasumber yang merupakan expert di bidangnya.
"Never let a good crisis go to waste. Ambillah peluang dan gunakan kesempatan agar lebih inovatif dan kreatif. KBRI Tokyo akan selalu mendukung upaya-upaya PPI Jepang untuk berkiprah lebih maju," kata Tro Purnajaya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, Dr Alinda FM Zain, juga memberikan apresiasi atas kegiatan tersebut.
"Hari ini kita akan mendapatkan masukan-masukan konstruktif kepada pejabat negeri dari pelajar Indonesia yang berada di Jepang. Sebagai perwakilan dari KBRI Tokyo, kami kenal betul bahwa anggota PPI Jepang tidak hanya sibuk pada studi tapi juga berkontribusi ke Indonesia sebagai bagian dari generasi milenial bangsa. Mereka yang hadir ini adalah para calon pemimpin Indonesia di masa depan, maka perlu untuk mempertimbangkan ide-ide mereka," ucap Alinda.
Simposium ilmiah ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh PPI Jepang sebagai kontribusi ilmiah para pelajar dan mahasiswa Indonesia di Jepang untuk masyarakat Indonesia di Jepang dan juga di Tanah Air.
ASSIGN 2020 merupakan simposium ASSIGN ke-3 yang diselenggarakan oleh PPI Jepang dan untuk pertama kalinya, ASSIGN diselenggarakan secara daring dikarenakan situasi pandemi Covid-19 yang menerpa seluruh negara, termasuk Jepang.
Tema yang diusung pada ASSIGN 2020 adalah "Kesehatan dan ketahanan mental mahasiswa Indonesia di Jepang sebagai representasi mahasiswa Indonesia di luar negeri."
Sebagaimana disebutkan dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Mental, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 Bagian 2 menjamin kesejahteraan fisik dan mental masyarakat Indonesia dan ketersediaan layanan kesehatan dengan pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai upaya kesehatan termasuk upaya kesehatan jiwa perlu dilakukan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Baca: Harga Saham di Jepang Melemah 619 Poin, Bank Sentral Mulai Bergerak
Beberapa upaya promosi ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, sehingga meningkatkan penerimaan dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kesehatan mental.
Itu harus menjadi perhatian, bukan hanya bagi mereka yang menderita gangguan mental karena masalah kesehatan mental mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan, dan bukan hanya segmen kecil yang terisolasi.
Kebanyakan orang dengan masalah kesehatan mental mengalami penurunan kesehatan fisik yang pada akhirnya mengurangi produktivitas, baik di tempat kerja maupun dalam kegiatan sehari-hari.
Gangguan kesehatan mental secara keseluruhan juga telah ditemukan mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dan meningkatkan beban dana sosial untuk kesehatan masyarakat.
Sehingga, masalah kesehatan mental menimbulkan tantangan besar untuk tidak hanya Indonesia, tetapi juga pembangunan global.
Dengan latar belakang inilah, ASSIGN 2020 mengusung isu kesehatan dan ketahanan mental pada simposium tahun ini.
Sebelum penyelenggaraan ASSIGN 2020, PPI Jepang telah melakukan studi pendahuluan melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan mulai bulan Desember 2018 sampai Mei 2019 dan juga penyebaran kuesioner mengenai kesehatan mental mahasiswa Indonesia di Jepang.
Baca: Ketua Asosiasi Dokter Minta Anggota Parlemen Jepang untuk Tidak Menjalani Liburan Musim Panas
FGD ini dibagi menjadi tiga topik utama yaitu kesehatan mental dalam lingkup sains dan teknologi, lingkup sosial dan budaya, dan lingkup ekonomi.
Hasil dari kuesioner dan FGD ini dibawa ke simposium ASSIGN 2020 untuk lebih lanjut dibahas dan dikerucutkan agar bisa menjadi rekomendasi yang tepat sasaran.
"Fokus kami pada kesehatan mental adalah sebagai bentuk kepedulian PPI Jepang terhadap pelajar dan mahasiswa Indonesia pada umumnya, khususnya mahasiswa Indonesia di Jepang. Tidak hanya kesehatan fisik yang diperlukan untuk kelancaran studi dan membangun masa depan, namun juga kesehatan mental. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi pelopor bagi berbagai institusi, lembaga, dan organisasi-organisasi lain untuk lebih memperhatikan hal-hal terkait kesehatan mental," kata Ketua PPI Jepang Periode 2019-2020, Elza Firdiani Sofia.
"Kami berharap bahwa rangkaian focus group discussion (FGD) dan ASSIGN 2020 ini dapat memberi perspektif baru dan rekomendasi yang tepat sasaran bagi pemerintah Indonesia terhadap kesehatan mental mahasiswa Indonesia yang ada di luar negeri, terutama Jepang," kata Ketua Panitia Penyelenggara ASSIGN 2020 yang juga Sekretaris Jenderal PPI Jepang Periode 2019-2020, Johannes Nicolaus Wibisana..
Dikarenakan acara ASSIGN 2020 diputuskan dilaksanakan secara daring, kami mengharapkan partisipasi mahasiswa Indonesia dari seluruh dunia, untuk memberi lebih banyak perspektif dan masukkan terhadap hasil dari ASSIGN 2020 tahun ini," ujarnya.
Baca: Hari Ini 463 Warga Tokyo Jepang Terpapar Covid-19, Total Terinfeksi Sudah 12.228 Orang
Diselenggarakan selama dua hari, ASSIGN 2020 menghadirkan 3 pembicara utama, 3 panelis diskusi dan 3 fasilitator diskusi parallel.
Pada hari pertama, sesi keynote speech menghadirkan Dr. Ir. Hamka Hendra Noer, MSi, selaku Asisten Deputi Bidang Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia; Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ. selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
Dan Hasan Fawzi, S.T., MBA., M.M. selaku Direktur Pengembangan Bisnis, Bursa Efek Indonesia, memberikan pandangan tentang kesehatan mental mahasiswa dalam sudut pandang pemerintah Indonesia dan juga dampak ekonomi kepada kesehatan mental mahasiswa Indonesia.
Pada hari kedua, paparan diberikan oleh Dr. H. Mustadin Taggala, selaku Kepala Bagian Humas, Hukum dan Sistem Informasi, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia; dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ selaku praktisi medis dan staf ahli di Ibunda.id; dan Prof. Dra. Jenny Lukito Setiawan, M.A., Ph.D., Psikolog dari sisi praktisi dan akademisi.
Baca: Oppai Pub Susukino Hokkaido Jepang Bawa Sensasi Baru Antisipasi Corona
Selanjutnya, diskusi parallel diikuti oleh seluruh peserta simposium yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kesehatan mental dalam lingkup sains dan teknologi yang dipandu oleh Yuliana Hanami PhD., yang merupakan dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran;
Kesehatan mental dalam lingkup sosial budaya, dipandu oleh Syifa Adilla S.Psi, yang merupakan mahasiswa pascasarjana Fakultas Psikologi, Universitas Padjajaran, dan kesehatan mental dalam lingkup ekonomi, dipandu oleh Ahmad Zaky Zamany yang merupakan mahasiswa pascasarjana Osaka School of International Public Policy, Osaka University.
Pada akhir rangkaian ASSIGN 2020, simposium akan menghasilkan serangkaian rekomendasi berkaitan dengan kesehatan dan ketahanan mental yang akan diajukan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian/Lembaga terkait dan juga kepada Pemerintah Jepang melalui lembaga setara yang terkait.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.