WHO: Mungkin Tak Akan Pernah Ada Obat untuk Covid-19
Harapan dunia untuk memutus siklus penularan dan penutupan wilayah kini bertumpu pada vaksin.
Editor: Hasanudin Aco
Pemerintah memperingatkan, sebagian besar provinsi di sana menghadapi perebakan kembali virus corona.
Tetapi, Amerika masih menjadi negara yang paling terimbas pandemi. Sejauh ini, dilaporkan 4,6 juta kasus dan hampir 155.000 kematian di Amerika.
Deborah Birx, kepala gugus tugas virus corona Gedung Putih, memperingatkan negara itu telah memasuki "fase baru".
"Apa yang kita saksikan sekarang berbeda dari apa yang terjadi pada Maret dan April," kata Birx kepada stasiun televisi CNN. Ia menambahkan, virus ini "menyebar sangat luas."
Kepala teknis WHO untuk tanggap COVID-19 Maria Van Kerkhove mengatakan kajian baru-baru ini memperkirakan tingkat kematian akibat virus corona adalah 0,6 persen.
"Mungkin angka itu terdengar tidak besar, tetapi cukup tinggi jika memperhitungkan virus yang mudah menular, yang bisa menular dengan cepat," katanya.
Pandemi mendorong banyak pihak bergegas membuat vaksin.
Rusia hari Senin menyatakan akan meluncurkan vaksin secara massal pada September dan memproduksi "jutaan" dosis vaksin setiap bulan sebelum tahun depan. [ka/jm]
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.