Dubai Rekrut Anjing Pendeteksi Covid-19 dengan Akurasi 92 Persen untuk Endus Sampel Penumpang
Bandara Dubai merekrut anjing pelacak Covid-19 yang mampu deteksi virus itu dengan akurasi 92 persen.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Bandara Dubai merekrut anjing pelacak Covid-19 yang mampu deteksi virus itu dengan akurasi 92 persen.
Anjing-anjing ini dikerahkan guna memeriksa para penumpang di bandara.
Dikutip dari Daily Mail, menurut aturan semua orang yang akan bepergian ke Uni Emirat Arab harus dites Covid-19 dahulu.
Para calon pendatang ini diwajibkan memiliki hasil tes negatif sebelum bertolak ke UEA.
Namun Bandara Internasional Dubai menggunakan terobosan lain untuk menanggulangi wabah ini di antara penumpang.
Pihak bandara menggunakan anjing pelacak Covid-19 yang mampu mendeteksi virus corona dalam hitungan menit.
Langkah unik ini dijalankan Dubai disaat UEA mencatat 61.163 kasus Covid-19 dan 351 kematian.
"Data dan penelitian menunjukkan bahwa deteksi dugaan kasus Covid-19 mencapai sekitar 92 persen dalam akurasi keseluruhan."
"Angka menunjukkan bahwa anjing dapat dengan cepat mendeteksi kasus yang terinfeksi, membantu melindungi lokasi utama, secara efektif menangani kerumunan besar dan mengamankan acara besar, bandara, dan lainnya," bunyi pernyataan Kementerian Dalam Negeri Dubai.
Baca: Anjing Pelacak Milik Polisi di Dubai Digunakan untuk Mendeteksi Covid-19 di Bandara
Baca: Viral Anjing Gigit Wanita di Malaysia, Ini Tips Cara Menyelamatkan Diri dari Serangan Anjing
Adapun proses deteksi oleh anjing ini dimulai dari pengambilan sampel bau badan penumpang.
Jadi sampel itu diambil dari ketiak penumpang lalu diletakkan di dalam wadah kedap udara.
Anjing-anjing terlatih itu diminta mengendus sampel melalui alat seperti corong.
Jika sampel terkandung Covid-19, penumpang akan diarahkan untuk melakukan tes PCR.
Anjing-anjing ini tidak bersentuhan dengan para penumpang secara langsung.
Sebelumnya, teknik pelacakan virus atau penyakit melalui satwa yang terkenal setia ini sudah pernah dilakukan.
Anjing pelacak semacam ini pernah dikerahkan untuk mendeteksi penyakit yang berkenaan dengan bau tubuh, seperti malaria dan kanker.
Bulan lalu peneliti dari Jerman melatih anjing pelacak tentara untuk membedakan antara sampel cairan dari pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan yang sehat.
Dalam studinya, para peneliti melatih delapan anjing pendeteksi Bundeswehr (Angkatan Darat Jerman) selama satu minggu untuk mendeteksi air liur dan sekresi dari paru-paru dan batang tenggorokan pasien yang telah terinfeksi dengan SARS-CoV-2.
Tim kemudian mendalami apakah anjing dapat membedakan antara sampel dari individu yang terinfeksi dan tidak terinfeksi dalam tes acak itu.
Baik anjing, pawang, dan peneliti tidak mengetahui identitas sampel itu.
Baca: Bocah 10 Tahun Selamat dari Serangan Anjing saat Kejar Layangan Putus, Ditemukan Terduduk Lemas
Baca: Kisah Dingo Anjing yang Bernyanyi di Papua, Sulit Ditemukan Hingga Dianggap Mistis oleh Warga
Setelah mengendus 1.012 sampel, para peneliti melaporkan bahwa anjing-anjing itu memiliki tingkat deteksi yang akurat sekitar 94 persen.
Adapun benar bahwa 157 terindentifikasi positif Covid-19, 792 benar tidak terinfeksi, namun ada 33 sampel yang salah deteksi.
"Deteksi bau anjing jauh lebih baik daripada yang bisa dibayangkan masyarakat umum," kata peneliti perilaku dan pelatih anjing Bundeswehr, Esther Schalke.
"Namun demikian, kami kagum pada seberapa cepat anjing kami dapat dilatih untuk mengenali sampel dari orang yang terinfeksi SARS-CoV-2."
"Hasil penelitian ini sangat menarik," kata penulis makalah dan dokter hewan Holger Volk, juga dari Universitas Kedokteran Hewan Hanover.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)