Ledakan di Beirut, Kepala Palang Merah Lebanon: Kita Menyaksikan Bencana Besar
Kepala Palang Marah Lebanon, George Kettani, angkat bicara mengenai ledakan besar yang mengguncang pelabuhan di Beirut, Selasa (4/8/2020).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Palang Marah Lebanon, George Kettani, angkat bicara mengenai ledakan besar yang mengguncang pelabuhan di Beirut, Selasa (4/8/2020).
“Apa yang kita saksikan adalah bencana besar,” kata Kettani kepada media setempat, dikutip Tribunnews dari BBC.
“Banyak korban di mana-mana,” tambahnya.
Lebih lanjut, petugas penyelamat hingga kini terus berusaha mencari korban yang tertimpa puing-puing bangunan.
Diperkirakan korban tewas akibat ledakan tersebut akan bertambah.
Baca: Cerita Warga Lebanon Bandingkan Ledakan di Beirut dengan Situasi Perang Saudara: Ini Paling Besar
Baca: Presiden Lebanon Tetapkan 3 Hari Berkabung Setelah Terjadi Ledakan di Pelabuhan Beirut
Diperkirakan 78 Jiwa Meninggal dan 4.000 Lainnya Terluka
Ledakan di Beirut diperkirakan menewaskan sekira 78 jiwa dan melukai 4.000 orang lainnya.
Para pejabat mengatakan, penyelidikan tengah dilakukan untuk menemukan pemicu dari ledakan tersebut.
Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon mengatakan, mereka bertanggung jawab dan siap menghadapi 'hukuman maksimum' atas bencana yang terjadi.
Baca: Mengenal Amonium Nitrat, Senyawa yang Diduga Jadi Pemicu Ledakan Beirut dan Bahaya yang Ditimbulkan
Apa yang Terjadi di Beirut?
Diberitakan sebelumnya, terjadi ledakan tepat setelah pukul 18.00 waktu setempat, Selasa (4/8/2020).
Jurnalis BBC yang berada di tempat kejadian melaporkan, akibat ledakan tersebut, ada laporan kerusakan yang parah.
Terlihat dari video yang beredar, ledakan itu pun menghancurkan pelabuhan Beirut.
Banyak mobil juga rusak karena tertipa bangunan akibat guncangan ledakan tersebut.
Media lokal menunjukkan, warga terjebak di bawah puing-puing bangunan.
Baca: Reaksi Dunia soal Ledakan di Beirut Lebanon, Musuh Bebuyutan Tawarkan Bantuan Kemanusiaan
Seorang saksi mata menggambarkan ledakan itu memekakan telinga.
"Semua bangunan di sekitar sini runtuh, " kata saksi mata di dekat pelabuhan kepada AFP.
"Di mana pun saya berjalan, saya melewati serpihan kaca dan puing-puing dalam kegelapan," tambahnya.
Diperkirakan, rumah sakit kewalahan karena banyak bangunan hancur pasca ledakan.
Ledakan besar itu juga dilaporkan terasa hingga 240 kilometer jauhnya di Pulau Siprus, Mediterania timur.
Penduduk Siprus mengaku, mereka mengira guncangan yang dirasakan adalah gempa bumi.
Baca: Ledakan di Beirut: Dukungan dan Ucapan Duka Cita dari Para Pemimpin Negara di Dunia untuk Lebanon
Kisah Warga Beirut Saat Kejadian
Secarat terpisah, Al-Jazeera, seorang warga Beirut menceritakan kesaksian saat ledakan besar terjadi.
Nada Hamza menuturkan, saat ledakan dia berada beberapa meter jauh dari pusat listrik di Lebanon yang sejajar dengan pelabuhan.
Mengetahui kejadian itu, dia langsung keluar dari mobilnya dan memasuki sebuah bangunan.
Namun dia tersadar bahwa bangunan itu telah hancur.
Baca: KBRI: Ada 1.447 WNI Tinggal di Beirut, Mayoritas TNI
Baca: Kesaksian Warga Beirut Sesaat Setelah Ledakan: Seluruh Kota Terlihat Menghitam
Nada mencoba untuk menghubungi orang tuanya, tetapi tidak tersambung.
Setelah mengalami peristiwa itu, Nada mengaku tak percaya bahwa kini ia masih tetap hidup.
"Aku keluar dari mobilku, aku lari untuk masuk ke sebuah bangunan, lalu aku sadar bangunan itu telah hancur," jelas Nada.
"Lalu aku mencoba untuk menelepon orang tuaku, tapi aku tidak bisa menjangkau siapapun."
"Aku tidak percaya bahwa aku masih hidup," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)