Penjualan Mobil di China Amblas Merugi Hingga Rp303 Triliun, Pasar Lesu Jadi Pemicu
Mayoritas dealer mobil di seluruh China tengah menghadapi pembengkakan kerugian, boncos hampir 20 miliar dolar AS
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Mayoritas dealer mobil di seluruh China tengah menghadapi pembengkakan kerugian, boncos hampir 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp303,70 triliun (satuan kurs Rp15.164) dalam kurun waktu delapan bulan terakhir.
Hal itu diungkap langsung oleh Asosiasi Dealer Mobil China (CADA), dalam keterangan resminya CADA mengungkap bahwa dealer mobil China mengalami kerugian gabungan konsumen menunda pembelian mobil baru pasar melambatnya pertumbuhan ekonomi di China.
Baca juga: Brand Mobil China Bakal Banjiri Ajang GIIAS 2024, Apa Saja?
Di mana harga perumahan terus turun memicu anjloknya pendapatan di sektor properti meski berbagai intervensi pemerintah ditujukan untuk menstabilkan sektor tersebut. Fenomena tersebut lantas memicu krisis ekonomi yang mencekik, alhasil masyarakat mulai membatasi aktivitas konsumsi terhadap barang-barang mewah.
“Konsumsi yang lesu menjadi penyebab kerugian dealer, situasi tersebut terjadi di tengah tingginya tingkat persediaan grosir, yang berarti dealer terpaksa menjual stok berlebih dengan harga terendah,” ujar Asosiasi Dealer Mobil China.
Mengantisipasi pembengkakan kerugian lebih lanjut, Asosiasi Dealer Mobil China meminta pemerintah untuk menawarkan lebih banyak dukungan keuangan demi menghindari resiko kerugian yang meluas.
Sebagai informasi sebelumnya pemerintah China sempat gencar menyuntikan subsidi penukaran mobil lama untuk menggenjot lonjakan penjualan NEV, namun pasca kebijakan tersebut diberlakukan para dealer justru dirugikan.
Ini lantaran mereka harus menghadapi perang harga yang terus berlanjut di industri tersebut demi memacu permintaan mobil listrik, seperti BYD Co, yang mengungkap telah mengalami kerugian setelah memulai gelombang diskon baru pada awal tahun.
Baca juga: Brand Mobil China GWM Targetkan 8 Dealer Buka di 2024
Meskipun mayoritas dealer mobil di seluruh China menghadapi pembengkakan kerugian kendaraan, namun penjualan kendaraan energi baru di China relatif kuat. Diperkirakan naik 4 persen tahun-ke-tahun pada September.
AS Blokir Impor Mobil China
Terpisah selain ancaman perlambatan ekonomi, para dealer juga tengah dihantui aturan boikot produk kendaraan otomotif yang diberlakukan pemerintah AS.
Pemerintahan Biden baru-baru ini mengusulkan aturan untuk memblokir penjualan dan impor perangkat keras dan perangkat lunak buatan China yang terkoneksi di kendaraan otomatis.
Larangan yang diusulkan bertujuan untuk mengamankan kendaraan yang dapat berkomunikasi secara eksternal melalui sistem Wi-Fi, Bluetooth, seluler, atau satelit, sebuah fitur yang semakin umum ditemukan pada kendaraan-kendaraan baru.
Mengutip dari Bloomberg, larangan impor perangkat lunak akan diberlakukan untuk kendaraan yang dibuat pada tahun 2027, sementara aturan perangkat keras akan diberlakukan untuk kendaraan yang dibuat pada tahun 2030. Khusus Unit tanpa tahun model akan berada di bawah aturan mulai 1 Januari 2029.