Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kritik Prof James Rae, Kebijakan Trump, dan Politik Menanamkan Kebencian pada China

Pompeo mengecam China atas dasar ideologis, spionase, persaingan ekonomi, ambisi strategis. Konsulat China di Houston ditutup atas tuduhan mata-mata.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Kritik Prof James Rae, Kebijakan Trump, dan Politik Menanamkan Kebencian pada China
Kompas.com
Ilustrasi perseteruan antara Amerika Serikat dan China. Ketegangan hubungan kini tajam setelah AS mendakwa 2 warga China yang dituding telah meretas 11 perusahaan dunia. 

Target akhir Pompeo dan Trump, menihilkan jaringan telekomunikasi China. Tidak ingin ada aplikasi China di ponsel, tidak ada aplikasi Huawei di ponsel apa pun, tidak ada informasi penyimpanan di cloud Alibaba, Baidu, atau Tencent.

Amerika ingin melindungi saluran kabel bawah laut dunia untuk akses internet dari Tiongkok. Pada kasus lain, Trump membangun citra buruk terhadap China terkait pandemi global virus corona. James Rae menggaribawahi narasi “virus China atau virus Wuhan”.

Sama seperti eksploitasi wilayah China pada abad ke-19, Amerika Serikat ingin menerapkan kebijakannya dalam pendekatan ekstrateritorial untuk menekan entitas non-Amerika agar patuh. AS sejauh ini mendapatkan beberapa sekutu yang diam-diam setuju.

Selama setiap negara tunduk pada tekanan dan gangguan hegemonik Amerika, semuanya baik-baik saja.

Jika dengan perang dagang yang diprakarsai AS dan sekarang perang diplomatik (konsulat penutupan), China membalas, operasi dan investasi China dari perusahaan seperti Cisco, Google, Apple, dan ratusan lainnya, mungkin dalam bahaya.

Ini merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip dan praktik internasional yang didasarkan pada berbagai kode etik dan aturan WTO.

“Itu merugikan diri sendiri (AS) dan selanjutnya akan merusak daya saing dan pemulihan ekonomi Amerika dan merusak ekonomi dunia serta China,” tulis Rae.

BERITA REKOMENDASI

Gagasan Pompeo tentang "Benteng Bersih" Amerika, mencerminkan sejarah lama, populisme Presiden pertama AS yang diwarnai isu rasial, nasionalis. Cara ini akan dipertahankan hingga Pilpres AS  2020.

Ketakutan Merah dan Ulasan Wang Guan

Sementara pembawa mata acara “Reality Check” di stasiun televisi CGTN, Wang Guan, membuat narasi yang tak kalah keras terhadap langkah politik Washington. Media televisi ini dikontrol ketat pemerintah Beijing.

Menurut Wang Guan, kampanye anti-China Trump mengingatkan pada "Ketakutan Merah", setengah abad yang lalu. Uniknya, kata Wang Guan, elite politik AS tidak selalu membebek apa kata Gedung Putih.  

Senator Dianne Feinstein membuat komentar tentang China yang dianggap mengejutkan banyak orang di Amerika. Ia menyebut China sebagai mitra dagang potensial, dan negara terhormat di antara negara-negara lain.


“Saya sangat percaya itu. Saya pernah ke China beberapa kali. Saya telah mempelajari masalahnya," kata Dianne Feinstein dikutip Wang Guan. Feinstein berbicara di rapat dengar pendaat Komite Kehakiman Senat AS beberapa waktu lalu.

Wang Guan merasa terkejut, karena pernyataan pejabat senior AS seperti itu sangat jarang. Ia bahkan sudah lupa kapan ada pejabat selevel di AS mengatakan hal seprti itu terhadap negaranya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas