Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Lebanon Menduga 'Bom Mengambang' yang Sebabkan Ledakan Kembar di Beirut

Pemerintah Lebanon tuding kapal besar berisi pupuk pertanian yang disimpan di pelabuhan Beirut menjadi penyebab ledakan kembar pada Selasa lalu

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
zoom-in Pemerintah Lebanon Menduga 'Bom Mengambang' yang Sebabkan Ledakan Kembar di Beirut
AFP/Mouafac Harb
Foto kombinasi yang menunjukkan terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Mouafac Harb 

Perlu diketahui, lokasi gudang penyimpanan hanya berjarak beberapa menit jalan kaki dari pusat perbelanjaan dan kawasan hiburan malam di Beirut.

Ledakan kembar yang mengguncang ibu kota, menewaskan sedikitnya 135 orang dan 5.000 lainnya terluka.

Pada Rabu, Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad Najd mengatakan ada surat-surat dan dokumen yang berasal dari tahun 2014 yang membuktikan adanya pertukaran informasi tentang "materi" yang disita oleh otoritas Lebanon.

Dia mengatakan bahwa pertukaran tersebut sedang dipertimbangkan terkait dengan potensi penyebab ledakan mematikan di Beirut.

"Tidak ada hasil atau klarifikasi awal," demikian jawabannya ketika ditanya terkait temuan awal dalam penyelidikan penyebab ledakan.

Kisah Singkat 'Bom Mengambang'

Di 2013 silam, MV Rhosus berangkat dari Batumi, Georgia, menuju Mozambik, menurut jalur kapal dan catatan sang kapten kapal Boris Prokoshev.

BERITA REKOMENDASI

Kapal itu membawa 2.750 metrik ton amonium nitrat, bahan kimia industri yang biasa digunakan di seluruh dunia sebagai pupuk dan bahan peledak untuk pertambangan.

Kapal berbendera Moldova itu sempat singgah di Yunani untuk mengisi bahan bakar.

Ketika itulah pemilik kapal memberi tahu awak kapal asal Rusia dan Ukraina bahwa dia telah kehabisan uang.

Baca: Pasca-ledakan Beirut, 65 Mahasiswa Indonesia di Lebanon dalam Kondisi Aman

Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR
Api berkobar dan asap mengepul usai terjadinya ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/STR (AFP/STR)

Oleh karena itu kapal MV Rhosus harus mengambil kargo tambahan untuk menutupi biaya perjalanan, sehingga kapal akhirnya berlabuh ke Beirut.

Kapal itu merupakan aset dari perusahaan bernama Teto Shipping yang kabarnya dimiliki seorang pengusaha Khabarovsk yang tinggal di Siprus.

Sesampai di Beirut, MV Rhosus ditahan otoritas pelabuhan karena sebuah pelanggaran dalam operasi kapal, menunggak biaya ke pelabuhan, dan pengaduan dari awak kapal Rusia dan Ukraina.

Sejak saat itulah kapal yang disebut 'bom mengambang' ini menetap di Beirut, Lebanon.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas